"Aku suka banget sama batik, di sekolah anakku setiap Jumat pakai batik. Orangtua yang mengantar juga harus pakai batik. Jadi suka banget," tutur Ririn saat berbincang dengan tabloidnova.com. Koleksi pakaian batik serta kain yang belum diolah milik Ririn terbilang banyak, namun belum mencapai angka ratusan. Ririn tak mau mengenakan pakaian yang sama setiap minggunya. "Ya, banyak, tapi jangan sampai setiap minggu pakai baju yang sama. Enggak sampai ratusan, ada lebih dari sepuluh batik," terang janda beranak satu itu.
Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis batik dengan masing-masing cirinya. Bagi Ririn, batik yang paling berkesan adalah tenun Makassar, sebab di sanalah ia berasal. "Aku suka tenun Makassar, Bugis, karena aku orangg Bugis. Suka batik Cirebon, tenun Bali. Setiap traveling, kemarin aku ke Papua dikasih tenun Papua, pas pulang langsung aku bikin dress," bangganya.
Selain kagum dengan batik Bugis, Ririn mengaku menyimpan sebuah batik dengan harga yang paling mahal. "Bikinnya berbulan-bulan karena mereka masih pakai alat tradisional. Ada kain yang belum aku jadiin baju. Sayang, karena memang bikinnya dan carinya susah, aku beli langsung ke perajinnya. Lebih mahal dari yang lain," cerita wanita 30 tahun ini.
Okki