Korban Dimas Andrean Marah-marah di Ruang Sidang

By nova.id, Selasa, 11 Juni 2013 | 11:09 WIB
Korban Dimas Andrean Marah marah di Ruang Sidang (nova.id)

Korban Dimas Andrean Marah marah di Ruang Sidang (nova.id)

"Dimas Andrean (Foto: Okki) "

Sidang kasus penganiayaan dengan terdakwa Dimas Andrean kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (11/6). Kali ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan saksi korban, pemilik kost, Sukmawan Salawidjaja alias Lee. Proses tanya jawab antara Lee dengan tim kuasa hukum Dimas berlangsung panas. Bahkan sesekali Lee menjawab dengan intonasi suara yang tinggi.  Emosi Lee memuncak ketika ia menilai tim kuasa hukum Dimas menanyakan hal yang sama berulang-ulang. Saat Lee memperlihatkan barang bukti berupa pecahan ember yang ditendang Dimas, Lee sempat marah. "Itu pecahan ember atau plastik?" tanya kuasa hukum Dimas. "Anda tanyanya jangan begitu. Ini Anda bisa lihat sendiri ini pecahan ember. Saya minta tanyanya yang profesional dong," ujar Lee dengan suara tinggi.

  Sikap Lee itu ditegur oleh hakim ketua Aminal Umam. Lee yang setengah emosi langsung membenahi posisi duduknya sambil menurunkan intonasi suaranya. "Tolong posisi duduk Anda yang baik, tutur katayang sopan. Di sini kami (majelis hakim) yang memimpin sidang. Jangan menilai orang, memang hak kuasa hukum untuk bertanya, Anda tinggal jawab, buat semuanya simpel" ucap hakim Aminal.

  Ujian emosi Lee di ruang sidang rupanya tak sampai di situ. Pria paruh baya itu kembali mengamuk saat diminta membeberkan kronologi saat Dimas mencekik dan menendang beberapa barang di rumahnya. "Saat saksi mengetuk pintu kamar terdakwa, terdakwa mencekik dulu atau menendang ember?" tanya kuasa hukum Dimas. "Mencekik dulu, baru menendang ember, lalu tersungkur. Saya mau dijebak atau bagaimana sih ini? Saya ini orang pintar loh, pertanyaan kok diulang-ulang, kayak enggak profesional," sembur Lee.

  Amarah Lee kembali membuncah saat ditanyakan foto visum yang memperlihatkan tanda merah di pangkal pahanya. "Waktu visum Anda difoto bagian yang anda bilang sakit?" tanya kuasa hukum Dimas. "Saya kembalikan ke Anda (kuasa hukum), kalau divisum itu difoto atau tidak?" jawab Lee. "Anda ini lucu ya, ditanya kok balik bertanya, saya kan bertanya," balas kuasa kuasa hukum tak kalah kesal.

  Sepanjang persidangan, Lee yang berapi-api terlihat menatap garang Dimas yang duduk di sebelah kuasa hukum. Sementara Dimas lebih banyak menunduk dan sibuk mencatat pernyataan Lee yang tidak sesuai dengan pemikirannya, sambil sesekali melirik ke arah Lee yang terus memperlihatkan kekesalannya.

  Okki