Atalarik-Marwa Kompak dan Mesra Demi Syarif

By nova.id, Rabu, 5 Juni 2013 | 07:52 WIB
Atalarik Marwa Kompak dan Mesra Demi Syarif (nova.id)

A: Jujur saja, saya menikah tergolong terlambat, di usia 39 tahun baru punya anak. Pastinya saya berbahagia. Tapi ada rasa tak ingin berbagi cerita dulu di awal kelahiran. Saya ingin menikmati waktu selama 3 bulan break syuting untuk bisa mencurahkan kasih sayang terhadap Syarif. Saya tidak ingin kehilangan momen spesial bersama Marwa dan Syarif.

Terlebih lagi Marwa terkena baby blues. Karena payudaranya lecet, dia selalu kesakitan saat memberi ASI. Saya selalu mendampingi dia saat memberi ASI untuk Syarif. Saya yakinkan Marwa, dia bisa melewati masa-masa kesakitan yang berurutan dari proses melahirkan ke menyusui.

M: Iya, setelah melahirkan saya pikir selesai sudah "penderitaan". Ha ha ha. Tapi ternyata payudara saya lecet hingga sakit sekali kalau mau menyusui. Sampai-sampai sempat trauma pas waktunya menyusui. Karena itu saya ingin tenang dan belum mau share ke banyak media dulu.

Saya salut sama beberapa teman artis yang habis melahirkan langsung bisa ceria tidak mengalami gangguan, hingga bisa langsung menerima wawancara. Tapi berkat semangat dan dukungan Arik, saat saya menyusui dia selalu menemani, kadang mengusap-usap punggung saya, jadi saya merasa tenang dan yakin masa-masa kesakitan itu akan berlalu.

Benar juga, dua minggu saya merasa kesakitan tapi selebihnya lancar, saya bisa memberikan ASI eksklusif selama dua bulan. Sekarang karena produksi ASI mulai berkurang dan Syarif masih merasa lapar, sekarang dia kami beri susu formula tambahan, bukan hewani tapi nabati.

Setelah melahirkan, kabarnya menjalani beberapa ritual adat Jawa, ya?

A: Soal itu, memang sejak hamil, mama saya sudah wanti-wanti ke Marwa, nanti melahirkan harus normal, harus minum jamu. Maklumlah Mama, kan, dari Yogyakarta. Masih pakai perawatan ala Jawa.

M: Kebetulan mamaku dan mamanya Arik punya cara pandang yang sama. Jadi begitu melahirkan, saya langsung dibuatkan jamu bersalin untuk diminum pagi dan malam. Selain jamu juga saya minum kunyit asem dan rebusan daun sirih biar rahimnya cepat pulih. Saya juga di-bengkung (mengenakan stagen) oleh mamanya Arik. Katanya, kalau mau perutnya tetap langsing seperti Mama yang punya delapan anak tapi tetap langsing, ya, harus mau menurut pakai stagen.

Apakah menerapkan sikap protektif kepada Syarif?

A: Enggak juga. Saat ini kami berdua ingin menghargai Syarif untuk menikmati masa kecilnya. Yang artis, kan, kami berdua. Syarif belum terlihat keartisannya. Kecuali jika nanti sudah terlihat dia punya bakat atau hobi yang mengarah ke dunia seni saja. Memang ada tawaran untuk Syarif. Tapi saat ini kami masih selektif.

M: Ini bukan protektif tapi lebih ke menjaga. Syarif masih baby. Kami ingin menjaga dia sebaik mungkin. Bayi, kan, rentan terhadap virus atau bakteri. Kami saja, begitu sampai rumah setelah bepergian selalu cuci tangan dan kaki dan ganti baju dulu, baru menggendong Syarif.

Sebelum dan sesudah Syarif lahir, ada perbedaan?