Kata Dika lagi, film ini tak lain adalah adaptasi yang nyeleneh, karena Dika ingin menghadirkan rasa dan dimensi komedi yang berbeda-beda pada Cinta Brontosaurus. "Skenario Cinta Brontosaurus pun menghadirkan nuansa light romance yang comtemplative, seperti karya-karya idola saya, Woody Allen, misalnya. Di dalam skenario juga ada scene imajinasi yang berlebihan, seperti sejumlah flashback komedi pendek serta dialog yang absurd, jurus-jurus favorit saya," ujar Dika menggebu-gebu.
Menurut Dika, ia tak menghadapi kendala apa pun saat take syuting. Justru kendalanya, ujar Dika, terletak pada proses penulisan skenarionya. Bahkan ia sampai harus menghabiskan waktu satu setengah tahun. "Tujuh kali ditulis berulang-ulang. Ini yang bikin saya lelah sekaligus bangga lihat hasilnya. Mungkin ini skenario yang paling rapi, komedi dan personal yang pernah saya kerjakan selama ini," paparnya panjang lebar.
Chand Parwez menambahkan, tak salah memilih Dika sebagai pemeran utama pria di film Cinta Brontosaurus. Mengingat usia Dika masih sangat muda dan berbakat menulis. Tulisan-tulisan Dika, menurut Parwez, menghadirkan bacaan yang ringan tapi penuh filosofi. "Membaca buku tulisannya, mungkin kita dapat tertawa dan menertawakan diri sendiri. Justru dengan begitu kita bisa melihat kelebihan dan kekurangan diri kita sendiri," papar Parwez.
NIZAR