Belakangan, beredar foto-foto yang dijadikan Ardina Rasti sebagai bukti kekerasan yang dilakukan Eza Gionino. Tak hanya foto, rekaman berupa suara pertengkaran yang diduga Rasti dan Eza pun beredar. Di situ terdengar ucapan kasar sang lelaki dan jeritan kesakitan sang wanita. Kepada sebuah tayangan infotainment, Rasti membenarkan, rekaman pertengkaran besar itu merupakan suaranya dengan Eza tahun 2012 lalu. Rekaman itu terpotong-potong menjadi beberapa bagian hingga mencapai sekitar 40 menit lebih, terbagi ke dalam 8 video potongan yang tersebar di dunia maya. Berikut adalah percakapan Rasti dan Eza yang dikutip tabloidnova.com saat pertengkaran berlangsung : Eza: Bilangnya menghargai, tapi tidak menghargai. Jawab! Rasti: Mau maafin aku, kamu kan udah janji. Eza: Kamu enggak cinta sama aku, kamu enggak cinta sama aku, kamu enggak cinta sama aku, kamu enggak cinta sama aku!! Rasti: Apapun masalahnya, enggak bisa diomongin baik-baik? Eza: Kamu dengerin ya. Kalau enggak mau dengerin ya sudah. Aku enggak mau gangguin kamu lagi. Eh, masalahmu itu apa. (Seperti terjadi pemukulan Eza terhadap Rasti. Rasti menjerit-jerit dan menangis). Eza: Kamu itu egois. Rasti: Aku minta maaf. Kamu pasti marah karena aku lama di kamar mandi, cuci muka, mandi dan pup. Kita kan bisa omongin baik-baik tanpa harus menendang kursi. Eza: Lebih baik aku tendang kursi daripada tendang mukamu! Rasti: Barusan kamu tampar aku dua kali. Aku menyayangkan. Eza: Siapa yang menyayangkan? Aku sudah ngomong baik-baik. Aku bisa ngomong kasar. Kamu yang enggak punya perasaan. Rasti: Aku minta maaf. (Terdengar Rasti kembali menangis dan menjerit-jerit. Seperti dipukuli oleh Eza) Rasti: Sakit..... (Sambil terus menangis) Eza: Aku tanya kamu, kamu bisa SMS Fitri, tapi enggak bisa SMS aku. Aku bisa nyakitin kamu. Rasti: Aku trauma. Kamu enggak boleh nyakitin aku begini dong. Aku kan perempuan. Eza: Mama sudah mau terima kamu jadi menantunya. Tapi kekurangajaran kamu ngomong sama mama, aku enggak bisa terima itu. Kalau enggak mau perpanjang hubungan ini, ngomong aja. Selesai sampai disini. (Eza kembali memukuli Rasti). Rasti: Sakit... (Sambil menangis). Eza: Makanya kamu dengerin aku. Ngomong yang bener. Aku ngomong baik-baik ya sama kamu. (Rasti dipukul lagi sampai menangis kembali) (Setiap Rasti bicara, dipotong oleh Eza).
Eza: Kamu enggak ngerti omonganku. Pikiranku itu selalu benar. Tapi kamu itu selalu kurang ajar sama aku. Aku udah mengalah. (Rasti menangis dan dipukuli oleh Eza).
Kamu kurang ajar! (Ada suara Rasti menangis lagi...)
Ngerti enggak? Aku udah mengalah... (Dipukuli lagi, hingga Rasti menangis...) Okki