Tren batik akhir-akhir ini bukan hanya berwarna terang saja. Beberapa batik yang berwarna kusam atau belel justru menarik minat karena dianggap lebih lembut dan bernilai seni.
"Batik belel atau kain lawasan yang disukai itu kan tadinya dianggap jijik karena bekas, tapi gara-gara para turis memakai baju batik murah dan sudah belel, sekarang justru menjadi tren. Ini memprihatinkan," tandas Guruh Soekarno Putra kepada tabloidnova.com.
Guruh prihatin karena orang Indonesia masih melihat tren fashion melalui kaca mata orang Barat. Bukan hanya soal batik, Guruh juga menyayangkan nama sebuah Mal yang mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
"Mal yang tadinya merupakan hotel Indonesia, setelah dipugar dan karena bisnis menjadi Grand Indonesia Kempinsky, padahal ini adalah situs bersejarah. Kenapa harus Grand Indonesia, kok, bukan Indonesia Raya yang lebih berbahasa Indonesia?" ujarnya menyayangkan kian banyak bangsa Indonesia kurang menghargai warisan budaya nenek moyang.
Laili