"Ini kasus lama dan sudah turun temurun. Menurut kami perlu peran sekolah untuk meniadakan bullying," ungkap Udjo.
Project Pop berharap ada jalan keluar dari sekolah juga untuk memutus rantai kejadian. "Kejadiannya akan balas dendam dan berlangsung terus," tambahnya lagi.
Udjo, Odie dan Oon mengaku juga pernah mengalami bullying di masa orientasi sekolah. "Kami juga mengalami masa orientasi, tapi kami bangga banget sama sekolah karena tetap bisa mengarahkan dan membatasinya dari awal," ungkap Oon menambahkan.
Menurut Oon, jika sekolah menerapkan aturan dari awal, bila ada oknum yang melakukan bullying justru mereka terkucil sendiri. "Saya dulu juga pernah jadi pengurus OSIS di SMA 5 Bandung dan pernah jadi akang tergalak 2 tahun berturut-turut tapi tidak pernah ada kekerasan fisik. Sekolah sudah beritahu tidak boleh ada kontak fisik sejak awal, jadi paling ya marah-marah saja," ujarnya.
Project Pop minta sekolah tidak boleh tutup mata akan kejadian ini. "Misalkan, kalau sanksi seharusnya punya tujuan. Hukuman itu untuk kesalahan apa. Kalau perlu ada buku putihnya, kesalahan apa dan hukumannya seperti apa. Kalau senior bisa menanamkan respek, sekolah maupun fakultas bisa makin kompak," jelas Udjo.
Laili