Kegiatan ini baru pertama kali dilakukan Nita. "Busana kerja saya sudah banyak sekali, mungkin sampai 5 lemari. Semua itu tidak pernah dipakai lagi, daripada nganggur mending dijual saja. Ditambah tidak ada lagi tempat untuk menyimpan barang-barang baru yang saya beli," tutur Nita saat ditemui tabloidnova.com di rumahnya, Jakarta Barat.
Nita menjamin semua kondisi barang-barang tersebut masih bagus dan tentu saja dijual lebih murah dibanding aslinya. Langkah awal Nita akan mencoba berjualan lewat online dulu. "Penginnya, sih, bikin akun twitter sendiri agar tidak menggangu tweeters lama. Rencananya, jika ada yang ingin lebih puas melihat barang aslinya, bisa datang ke ruko yang ada di daerah Jakarta Barat."
Ada satu sepatu yang memberikan kenangan sendiri bagi Nita. "Ceritanya, tiap kali sepatu ini dicari di toko selalu saja kehabisan. Akhirnya, enam bulan kemudian setelah ada di toko yang baru dibuka, sepatu itu bisa saya peroleh."
Lho, tidak sayang melepaskan barang kenangan? "Enggaklah, kan, lebih bermanfaat ada yang bisa memakai sepatu ini dibanding hanya di lemari jadi pajangan saja," tutur anak kedua dari 3 bersaudara yang hobi mengumpulkan sepatu tinggi ini. "Wanita itu akan kelihatan lebih elegan dan anggun saat menggunakan sepatu berhak tinggi."
Lalu, bagaimana cara Nita merawat sepatu-sepatu tersebut? "Kalau tidak dipakai, masukkan gulungan kertas yang biasanya diberikan oleh toko bersangkutan. Tujuannya tak lain agar modelnya tidak berubah, tetap kembali ke bentuk semula usai dipakai. Jangan lupa angin-anginkan sepatu jika disimpan di kardus, biar tidak lembap."
Nita begitu telaten merawat sepatu atau tasnya. "Biar saat mau dipakai lebih gampang carinya. Tapi jangan memakai sepatu hak tinggi buat jalan-jalan ya. Saya kapok pernah pakai jalan-jalan, ternyata malah jadi cepat rusak," ujar Nita yang jika kecapean merendam kakinya dengan air garam. "Atau menaikkan kaki ke atas melepaskan pegal."
Nove