"Kita berdua sangat concern soal pendidikan anak. Kami tahu betul pendidikan anak sampai dimana," ujar Sophie. Perempuan yang lahir dan besar di Singapura itu akhirnya menjatuhkan pilihan pada sistem pendidikan home schooling. Rupanya, Sophie punya alasan tertentu mengapa anaknya dipilihkan metode pengajaran tersebut.
"Sekarang anak-anakku home schooling. Aku beruntung nemuin komunitas. Jadi sehari sekolah sehari di rumah sama orangtuanya. Kita cukup tahu mereka pendidikannya seperti apa. Kenapa home schooling, karena tinggal di Jakarta pergi ke sekolah titipin sama supir, di jalan kena macet, umurnya habis di jalan deh," katanya. Menurut Sophie, jika anaknya dimasukkan ke dalam sekolah reguler, ia merasa kasihan. Pasalnya, anak-anak sudah merasa stres di jalan akibat macet, belum lagi di sekolahnya mendapatkan banyak tugas yang harus dikerjakan. "Makanya saya lebih ingin tahu banyak tentang pendidikan anak," tuturnya. Sophie mengaku punya keuntungan sendiri saat bisa menyekolahkan anaknya dalam sebuah komunitas homeschooling. "Kalau dibilang enggak punya teman, ya enggak juga soalnya sekolah itu kayak sekolah umum. Bedanya di belakang ada kursi untuk orangtua, biar ikut mencatat dan tahu pelajaran anak," ucap Sophie.Okki