"Dia sosok orang yang cepat menyesuaikan diri. Aku masih ingat dulu dia belum apa-apa, saat masih jadi bintang film, dan aku lawyer. Dia suka tanya, 'Abang bagaimana membagi waktu, dan dia mau belajar. Nyatanya sudah di Demokrat dia belajar hukum. Sekarang sudah ambil S2. Orangnya mau mendengar," kata Ruhut Sitompul saat dijumpai di rumah duka Jl. Taman Cilandak 2 Blok E 4 No.14, Cilandak barat, Jakarta Selatan, Minggu (6/2) malam.
Tiga hari setelah kepergiannya, Partai Demokrat tempat Adjie bernaung selama ini, belum akan menggantikan posisi kedudukan Adjie. Menurut Ruhut, partai masih turut berduka atas kepergian politisi muda itu.
"Kami belum terfikir soal itu (penggantian Adjie). Nanti akan kami kosongkan dulu. Kami masih berduka atas kepergian Adjie Massaid," ujar pria yang akrab dengan sebutan 'Poltak Si Raja Minyak' itu. "Baru nanti sekitar dua tiga bulan ada pergantian, jadi bersabar saja," imbuh politikus 56 tahun itu.
Seperti penggantian kedudukan di kursi DPR-RI pada umumnya, nama terbanyak yang berada di bawah Adjie saat pemilihan akan naik dan menggantikan posisi Adjie saat ini. "Biasanya nanti suara terbanyak setelah Adjie. Dapil dia Jawa Timur, saya tidak tahu siapa di bawahnya," kata Ruhut.
Mendiang Adjie Massaid pertama kali terjun ke ranah politik pada tahun 2004 dan bergabung dalam Partai Demokrat. Adjie beserta sang istri Angelina Sondakh terpilih menjadi anggota komisi V DPR-RI untuk masa bakti 2004-2009. Lalu, dalam masa kedua pemerintahan Presiden Susilo bambang Yudoyono, Adjie Massaid kembali terpilih sebagai anggota DPR-RI untuk periode 2009-2014. Sayangnya, takdir berkata lain, Adjie harus menyudahi karier politiknya di usia muda, yakni 43 tahun. Adjie resmi dinyatakan wafat pada Sabtu, 5 Februari lalu di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.Okki