"Buat saya, tahun itu memang sangat berat, ketika saya mengenakan pakaian jilbab, ada saja ujian yang datang, misalnya ada seorang teman yang tak mau menyapa atau menengok lagi pada saya. Padahal, mereka sudah tahu keberadaan saya," ungkap Ratih di Masjid Pondok Indah, Kamis (11/11).
Ratih menjelaskan, ia hijrah dari kehidupan glamor ke atmosfir surgawi akibat ditinggal sang ayah tercinta. Ia ingin berubah untuk menjadi lebih baik. Meski sudah berjilbab, profesi Ratih tak berubah. Dalam setahun, satu atau dua kali Ratih menonton fashion show di luar negeri.
"Saya masih ke dunia itu, berhalo-halo pada mereka. Saya ingin mereka punya imej. Ketika ada hidayah, ada pergerakan menuju kebaikan itu, tidak harus bermusuhan dengan orang-orang yang belum tergerak ke arah sana (berjilbab). Kalau mereka menyikapinya berbeda, ya, tinggalkan saja. Saya juga masih banyak teman yang baik, saya hanya ingin menjadi contoh yang baik bagi ketiga anak-anak saya. Agar mereka dalam menjalankan kehidupannya juga menjadi orang yang baik," cerita Ratih. Nizar