"Ya itu masih dalam batas-batas kewajaran dan sudah dipotong juga film itu," ucap Mukhlis melalui sambungan telepon, Jumat (15/10).
Menurut Mukhlis, setiap film yang sudah dinyatakan lulus sensor oleh LSF pasti menuai pro dan kontra. Sangat jarang film yang lulus sensor murni tanpa pro dan kontra. Namun LSF tetap berusaha menyensor film sampai dengan batas maksimal yang bisa ditoleransi. "Dan masalah ciuman (di film RKP) juga ada batas-batasannya untuk ciuman pipi. Tapi kalau ciuman mulut dengan mulut pasti dipotong," jelas Mukhlis.
Jika setelah lulus sensor masih banyak adegan yang dirasa sangat vulgar, Mukhlis mengaku hal itu pasti disesuaikan dengan alur cerita. "Kan ada jalur cerita jadi jangan asal dipenggal aja. Lembaga sensor di atas banyak kepentingan, jadi enggak asal dipotong, pasti ada kontroversi," ujarnya.
Menanggapi reaksi FPI yang menolak peredaran film yang dibintangi artis porno asal Amerika Serikat ini, Mukhlis merasa hal itu wajar. "Ini masih dalam batas toleransi jadi enggak usah dirisaukan. Kalau semua (film) dimatikan, berarti industri tidak berjalan. Jadi biasalah kalau dikomentari," tutup Mukhlis.Isna