"Semenjak almarhum masuk rumah sakit, keluarga berusaha menanggulangi keseluruhan biaya. Tapi pada suatu titik, keluarga merasa tidak mampu membiayai, maka ada rencana penggalangan dana," tuturnya di rumahnya, Jl. Cipinang Timur 3, Jakarta Timur, Senin (30/8).
Selama proses pencarian dana itu, Aria Wiguna dipercaya sebagai koordinator penggalangan dana tersebut. "Semua itu dipercayakan kepada saudara Arya pada tanggal 1 Juli 2010. Diketahui bahwa Arya ternyata telah melakukan transfer dan penarikan tunai tanpa instruksi Cholik atau keluarga.Sehingga pada tanggal 2 Juli Arya ketemu dengan almarhum. Akhirnya almarhum meminta kartu ATM yang sebelumnya dipegang Arya. Jadi tidak seperti yang dibilang Arya sebelumnya kalau dia mengembalikan kartu ATM itu, tapi diminta," terangnya
Pengembalian kartu ATM dilakukan lantaran adanya transaksi tanpa izin dari pihak keluarga. "Pengembalian ATM itu karena adanya permasalahan transfer. Setelah almarhum meninggal muncul kasus laporan penggelapan. Padahal suasana lagi berduka, panik akibat meninggalnya Mas Cholik, keluarga berusaha menenangkan diri, " jelasnya lagi.
Menurut Johan, semua ini ada kesalahpahaman. "Ini, kan, uang Cholik, jadi hak ada di istrinya," tuturnya.Icha