Skandal KD & Raul Bikin Heboh Singapura

By nova.id, Rabu, 21 Juli 2010 | 05:05 WIB
Skandal KD Raul Bikin Heboh Singapura (nova.id)

Skandal KD Raul Bikin Heboh Singapura (nova.id)

"KD dan Raul Lemos (Foto:Isna) "

Tak hanya panas di tanah air, cerita cinta terlarang antara KD dan Raul Lemos terdengar sampai negeri seberang. Wartawan senior Linda Djalil membuat sebuah puisi fiksi yang isinya seperti menyindir kisah cinta terlarang antara Krisdayanti dengan Raul Lemos.

Puisi karya Linda Djalil yang berjudul "Pipi..Pipi..Ini Mimi... Bukan Mimi yang Dulu Lagi...." ini bahkan membuat heboh sampai ke Singapura.

Berikut isi puisi selengkapnya:

Pipi..Pipi..Ini Mimi...Bukan Mimi yang Dulu Lagi....

Pipi.. Pipi..Mimi bingung sekarang..Mengapa banyak mata terbelalak melihat hubungan ini, padahal Mimi hanya 'sekedar' ingin cinta-cintaan dan yayang-yayangan...Dengan lelaki yang Mimi anggap keren dahsyat luar biasa dan kelasnya jauh di atas Pipi...

Pipi.. Pipi.. Mengapa bayaran yang aku terima begitu mahal, sampai menembus langitpun rasanya kelewat mahal, anak sudah tak Mimi punyaTepuk tangan meriah gemuruh dari depan panggung juga sepi rasanya ke mana mereka..Menghilang.. LenyapBagai aku diludahi sampai ke bawah tanah..Maka akupun mengumbar air mata, Pi..Memohon ampun, maaf tiada taraKarena aku tak tahu lelaki hebat itu sudah berpunyaAnak berderet, istri menantiAh, tapi itu kan memang untuk konsumsi publik, Pi..Sebab meski segala yang dijual di negeri ini kelewat mahalMasih ada yang murah..Ya.. Ya.. Harga diriDan rasa malu

Betapa Mimi bisa mudah bersandiwaraDengan harapan segala lagu bisa dicintai lagi oleh semua manusiaTapi apakah semudah itu, paduka..Sebab rasa malu yang murah itu juga sudah menjadi gulita

Pipi.. Pipi.. Rumah sekarang sepiLantai marmer cokelat muda yang dulu licin bagai padi bersemi sekarang tak lagi berseriGelak tawa canda anak-anak tak terdengar lagi..

Pipi.. Pipi..Mimi bingung sekali lagiBetapa bayaran yang harus ditebus mahal sekaliHati seorang ibu yang terguncang hingga tak kuasa lagi kuat berdiriHingga jalanpun harus didorong kursi roda ke sana sini

Tapi bagaimana aku bisa membatasi semua ini, Pi...Dorongan rasa dan hasrat besar tak terbendung lagi..Melihat air mata dari seberang sana yang masih mengaku istriRasanya hanya butir angin sayup-sayup dan aku sungguh tak perduli..

Pipi.. Pipi..Wajahku yang cantik dipermak setrika habis iniToh masih terlihat jauh lebih cantik dari si rambut panjang yang di samping Pipi menyanyi?Tapi mengapa menggebunya orang menawar manggung tiap hariKepadaku sudah tak mampir lagi...

Pipi.. Pipi.. Aku kadang tertawa di dalam hatiMampuslah semua orang kutipu dengan hati bernyanyiKemarin minta maaf kini mengulangi kembaliAir mata yang dulu bergulir ke pipiKini bisa kuganti dengan adegan mesra tempel-tempelan pipiSembari mengumbar sebentuk cincin yang melilitt di jari..Agar dipertontonkan oleh layar televisi dan sengaja, agar gemuruh panas membara dari yang mengaku masih jadi istri kembali wajahnya tak sanggup berseri-seri..