Saat pergi dari rumahnya, Arumi sempat memberikan keterangan kepada pihak Polres Jakarta Selatan bahwa ia mendapatkan kekerasan serta eksploitasi dari kedua orangtuanya. Namun belakangan Arumi membantah pernyataannya sendiri. "Yang di surat itu banyak yang enggak benar. Itu hanya ungkapan hati aku saja," kata Arumi yang dijumpai di Tanalot, Ampera Raya, Jakarta Selatan, Jumat (21/5) sore.
Arumi mengakui apa yang ia tuliskan dalam surat itu hanyalah luapan emosi semata. "Pada saat buat surat itu, emosi aku yang meletup-letup. Apa saja aku tulis, benar atau salah pokoknya yang ada di pikiranku, aku keluarkan saja," ungkap belia 16 tahun itu.
Penyesalan memang datang belakangan. Inilah yang sedang dirasakan Arumi. "Ya. Aku minta maaf juga buat mama dan papa. Ini hanya gejolak yang berlebihan," ucapnya. Kalau bukan soal eksploitasi dan kekerasan, lantas apa masalahnya? "Masalahnya banyak. Mungkin karena aku sedang capek atau sensitif. Aku anggap kemarin itu penenangan emosi," tutur Arumi.Okki