"Aku mencoba menjalani diri sebagai seorang pembunuh. Beberapa kali sempat agak cekcok sama nyokap, pacar karena (perilaku) aku jadi agak aneh. Kalau ditanya jawabnya singkat, datar. Ke tempat umum aku bawa-bawa benda tajam seperti pisau lipat. Aku kepengen tahu aja rasanya bawa senjata kemana-mana," ujar Arifin usai peluncuran film bergenre slasher Rumah Dara, di Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta, Senin, (11/1).
Riset lewat internet dan menonton film-film seperti Hanibal pun dilakoni Arifin untuk membantu penjiwaan karakternya di film Rumah Dara. Semuanya dilakukan Arifin untuk meyakinkan sutradara film, The Moo Brothers, bahwa ia mampu keluar dari image protagonis yang selama ini kerap dimainkannya.
"Selama kurang lebih delapan tahun, ini pertama kali aku dapat antagonis. Berat tapi menantang. Dari dulu aku ingin dapat karakter kayak idola aku Anthony Hopkins waktu jadi Hanibal (Silent of The Lambs)," tutur Arifin yang membutuhkan waktu sekitar 2 bulan untuk mendapatkan 'feel' sebagai pembunuh keji.
Sampai-sampai, untuk menjaga keseriusan karakternya, selama di lokasi syuting Arifin pun mengisolasi diri dari kru. "Pokoknya pas udah nyampai lokasi harus udah masuk karakter. Duduk kaya robot, enggak ngomong sama kru. Cuek aja kalau dianggap sombong. Kalau ada kru lewat, aku coba ngebayangin bagaimana cara ngebunuhnya. Begitu ada kata, 'cut!', baru deh lepas dari karakter. Lega."
Astri