Sebelum memenuhi panggilan itu, Hanung mencoba menjelaskan duduk persoalannya kepada NOVA. Diceritakan Hanung yang masih berstatus saksi, persoalan ini berpangkal dari kerjasamanya dengan Opick. Hanung diminta Opick untuk membuatkan film. Nah, uang yang dipermasalahkan itu adalah sebagian dari biaya film yang rencananya berjudul Ada Nama Tuhan di Lemariku (Asmaul Husna) itu.
Belakangan Hanung tahu uang dari Opick itu milik Li Han. Nama yang disebut terakhir itu telah membiayai PT. Alhamdulillah milik Opick. "Saya tidak ada kaitan langsung dengan pengusaha yang bernama Li Han itu. Li Han adalah teman bisnis Opick. Yang saya tahu, suatu hari Opick minta dibuatkan film yang berjudul Sunan Kalijaga dan Opick juga meminta dirinya yang menjadi pemeran utama. Saya setuju saja. Lalu kami mengadakan riset dan survei, ternyata diperlukan dana sebesar Rp 18 miliar untuk membuat film sejarah itu."
Karena biaya terlalu besar, Opick mengajak Hanung membuat film yang ringan-ringan dulu saja. Maka tercetuslah rencana membuat film yang bertemakan Asmaul Husna dengan judul Ada Nama Tuhan Di Lemariku (Asmaul Husna). Setelah dibuatkan anggaran, disepakati film tersebut menelan biaya sebesar Rp 5 miliar. Sebagai investornya, Opick rupanya mengajak serta Li Han. "Pak Li Han itu ngefans banget dengan Opick. Katanya, dia mau membiayai album maupun film yang Opick bikin," kata Hanung lagi.
Hanung merasa tidak pernah bekerjasama dengan Li Han. "Saya mengenal Li Han dari Opick. Memang kami pernah bertemu dua kali. Itupun Li Han bersama Opick. Secara pribadi antara saya dengan Li Han tidak pernah untuk kerjasama apapun. Perjanjian pembuatan film itu antara saya dengan Opick, tidak ada nama Li Han sama sekali dalam perjanjian itu," papar Hanung.Erni