Untungnya pihak Indosiar dan Freemantle (pemilik TMO) tak mudah menyerah. Choky diminta menonton TMO versi Spanyol dan Inggris. Setelah melihat begitu besar peranan presenter dalam program pencarian jodoh itu, hati Choky mulai terbuka. "Acara ini beda. Presenternya harus smart karena dialah penghubung antara seorang pria dengan banyak wanita. Saat itu aku berpikir, mungkin acara ini bisa jadi batu lompatan untukku."
Firasat Choky tepat. Program ini memang lantas menjadi begitu fenomenal. Choky sendiri merasakan, bagaimana program berdurasi 2,5 jam ini dilihat, diminati, sekaligus dikritik oleh banyak orang. Padahal, menurut Choky, ide untuk mencari jodoh lewat perantara sesungguhnya sangat nyata dan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Choky pun mengaku sangat menikmati perannya sebagai "mak comblang" di acara ini. Ia akan amat senang jika bisa menemukan jodoh buat seseorang yang amat mengharapkan.Nizar, Ajeng