Ketika Cinta Bertasbih 2, Mencari Jodoh Yang Islami

By nova.id, Jumat, 18 September 2009 | 17:21 WIB
Ketika Cinta Bertasbih 2 Mencari Jodoh Yang Islami (nova.id)

Ketika Cinta Bertasbih 2 Mencari Jodoh Yang Islami (nova.id)

"Ketika Cinta Bertasbih 2 (Foto: Dok. Sinemart) "

Film Ketika Cinta Bertasbih (pertama) sukses meraih lebih dari 3 juta penonton Indonesia dan kini sedang "bersafari" diputar di beberapa negara (Hongkong, Taiwan, Brunei, Malaysia, Singapura, Mesir, Australia). Nah, menjelang Lebaran ini, SinemArt Pictures meluncurkan lanjutan film KCB, Ketika Cinta Bertasbih 2. Film yang mulai tayang 17 September ini adalah jawaban dari prekuelnya yang terkesan menggantung.

KCB2 bercerita mengenai kehidupan Azzam (Kholidi Asadil Alam), lulusan Al-Azhar Mesir yang kembali ke tanah air. Namun titel lulusan dari luar negeri tidak menjadi jaminan ia mendapatkan kemudahan dalam segala hal. Ia bahkan menuai cibiran dari tetangga karena hanya menjadi pengantar barang dan pedagang bakso. Sesekali ia diminta berceramah di pondok pesantren milik ayah Anna, Kyai Luthfi Karim (Deddy Mizwar).

Dalam hal percintaan Azzam pun belum beruntung. Meski didesak cepat menikah oleh Bu'e (Niniek L. Karim), Azzam belum menemukan tambatan hatinya. Cinta sejatinya, Anna (Oki Setiana Dewi), malah dilamar oleh sahabatnya sendiri, Furqon (Andi Arsyil Rahman) yang mengidap virus HIV AIDS. Sementara Eliana (Alice Sofie Norin) yang jelas-jelas mencintainya tak membuat hati Azzam terpikat. Azzam belum bisa menerima sosok wanita modern seperti Eliana. Konflik para tokoh tadi mewarnai film ini, namun di akhir cerita semua konflik terselesaikan.

Selain kisah tadi, ada pemain baru yang mencuri perhatian di KCB2, Dude Herlino (Ust. M.Ilyas) dan Asmirandah (dr. Vivi). Dude yang pernah mengikuti audisi pemain KCB mengaku bersyukur akhirnya bisa terlibat di KCB 2. "Walaupun perannya sedikit, tapi tetap saya anggap sebagai anugerah," jelas penggemar novel KCB ini. Hal serupa juga diakui oleh Asmirandah.

Menurut sang sutradara Chaerul Umam para pemain di KCB 2 sudah lebih matang dan mudah untuk diarahkan. "Secara teknis mereka sudah matang. Tidak ada lagi yang takut ketika berhadapan dengan kamera, dengan sutradara, dan dengan lawan main lain. Jadi lebih bandel gitu ya," kata pria yang biasa disapa Mamang ini. "Saya jadi enak menggarapnya. Syuting pun lebih lancar dari sebelumnya. Saya tidak menemukan kendala yang cukup berarti."

Berbeda dengan film sebelumnya yang berlatar Mesir, KCB2 mengambil lokasi syuting di beberapa kota di Jawa Tengah, sesuai dengan novelnya. Menurut Mamang KCB dibikin dua film karena disesuaikan dengan novel fenomenal karya Habiburrahman El Shirazy yang memang terdiri dari 2 jilid. "KCB 1 itu, kan,permasalahan-permasalahan awal dari masing-masing karakter. Nah, penyelesaian dari semuanya itu ada di KCB 2," jelasnya.

Syuting KCB 2 berlangsung selama 33 hari di Februari - Maret 2009 lalu. Kendala yang dihadapi selama syuting hanyalah faktor cuaca. "Kami cuma syuting dari pagi sampai jam 6 sore, karena kru di sana cuma mau kerja sampai jam segitu. Kalau tidak, kita mesti bayar overtime yang mahal sekali," tutur sutradara yang telah berkarya sejak tahun 1970an.

Mamang mengaku masih belum puas dengan karyanya ini. "Biasalah, saya masih mikir adegan ini lebih bagus kalau begini, yang itu harusnya digituin. Saya emang susah puas," akunya. Namun ia tetap berharap karyanya ini dapat dinikmati. "Ya harus nonton! Karena akan ngegantung kalau hanya nonton KCB 1, jadinya enggak tuntas. Ibaratnya lagi enak-enak makan tapi tiba-tiba makanannya ditarik. Hahaha.."

KCB2 tidak hanya bertutur tentang ending kisah cinta para tokohnya, namun juga menggambarkan bagaimana mencara mencari jodoh yang baik menurut agama Islam. Cerita yang penuh dengan nilai islami diramu dengan bumbu lucu dan sedih yang dapat mengharu biru perasaan penonton. Sepertinya pas untuk libur Lebaran.

Dewi Maharani