Sejak pertandingan dimulai, Tata memilih duduk di tribun penonton. Saat Dharma beraksi pandangan Tata tidak lepas dari kart nomor 8 yang dikemudikan Dharma. "Itu Dharma!" katanya sambil menunjuk lalu bertepuk tangan saat Dharma melintas kencang di depan tribun. Sama seperti sang ibu, adik Dharma, Radhyana Gayanti Hutami atau Aya (9), ikut bertepuk tangan memberi semangat.
Pada waktu yang bersamaan, jauh dari tribun, persisnya di podium panitia, terlihat Hutomo Mandala Putra (ayah Dharma dan Aya) juga serius menyaksikan Dharma memacu kendaraannya. Sesekali dia berdiskusi dengan panitia lomba dan mantan pembalap Ricardo Gelael yang berdiri di sebelahnya.
Setelah bertarung dengan gigih hingga putaran terakhir, Dharma menempati posisi keenam. Hasil itu tidak mengurangi kebanggaan orangtuanya. Tommy memberi selamat kepada Dharma usai lomba. Berkali-kali Tommy memegangi kepala Dharma.
Menurut Tommy hasil yang diukir Dharma termasuk lumayan, karena baru kali ini si sulung mengikuti lomba bertaraf international seperti di Sentul. "Tidak mengecewakan. Dia masih perlu jam terbang lebih banyak lagi. Ini penting buat dia. Bagaimana bersaing ketat dan rasanya ditabrak peserta lain. Latihan fisiknya juga mesti diperbanyak," ujar Tommy saat berbincang dengan tabloidnova.com dan media lain.
Dharma, cerita Tommy, biasanya berlatih karting di hari Sabtu dan Minggu di Singapura. "Kebetulan dia sekolah di sana. Lihat saja nanti apakah dia akan menjadi pembalap. Yang paling penting dia harus tetap sekolah. Sekolah lebih utama," kata Tommy.
Senada dengan mantan suaminya, Tata bangga dengan hasil yang diperoleh Dharma. "Lihat sendiri, kan, saat final, dia benar-benar berjuang untuk mengalahkan lawan-lawannya. Alhamdulillah, dia enggak mudah menyerah. Dia selalu all out," ujarnya Saat ditemui tabloidnova.com, Tata malu-malu menyebut bakat membalap Dharma turun dari Tommy. "Yang jelas bukan dari saya," imbuhnya sambil tertawa. Tata pun mengingatkan Dharma agar menomer satukan sekolah.
Terus terang Tata khawatir dengan olahraga berisiko tinggi yang diikuti Dharma. Ketika Dharma tertabrak pesaingnya rasa khawatir langsung menyergap Tata. "Setelah insiden itu saya lihat kakinya membiru, tapi dia enggak merasakan sakit, malah dia minta izin untuk menuntaskan lomba. Saya bilang, kalau kamu merasa oke, ya ikut saja."
Asalkan Dhrama senang, Tata mengaku tak bisa melarang Dharma membalap. "Saya sih, ngedukung aja. Walaupun deg-degan," ujar Tata sambil mengelus dada. "Orang lain boleh saja bilang enggak apa-apa. Bagaimana kalau itu anak sendiri, seperti saya? Pokoknya, saya enggak bisa bayangkan, kalau ada apa-apa padanya," lanjutnya bersemangat.
Keberadaan Tata dan Tommy sepertinya memang untuk mendukung Dharma. Mantan pasangan ini terlihat selalu berjarak dan tak pernah berkomunikasi. Kala Tommy mendampingi Dharma, di bagian lain Tata ngobrol dengan adiknya, Prilla. Sebaliknya, ketika Dharma mendekati mamanya, Tommy berbincang dengan yang lain. Saat ditanya tentang Tommy, Tata pun menghindar. "Enggak mau, ah." Oke, deh. Yang penting Dharma bahagia, ya.Tumpak