"Begitu bertemu Mano saya lihat dia baik banget. Sesuai dengan usianya yang masih remaja, dia suka bercanda. Dia juga sopan dan menyenangkan. Dan yang terutama, dia bisa bekerja dengan tim sinetron," ungkap Dude ditemui di kantor RCTI di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa, (14/7). Hal lain yang menjadi perhatian Dude pada diri Mano sebagai bintang baru adalah kemauan Mano untuk belajar. "Dia mau mendalami (akting-red)."
Peran Dude dalam sinetron ini adalah sebagai Rezki, lelaki yang dicintai dan mencintai Manohara. Kendati ia harus merelakan Mano menikah dengan pria lain pilihan keluarga, namun ia tetap bersedia menjadi sang malaikat penyelamat bagi Mano. Apalagi Mano mengalami kesengsaraan dalam rumah tangganya.
Peran tersebut lagi-lagi mengukuhkan stereotip Dude sebagai "pria baik-baik" dalam setiap sinetronnya. Walaupun demikian, Dude mengaku tak merasa jenuh. "Pekerjaan saya sebagai pemain sinetron, saya dapat amanah, kepercayaan, dan kesempatan untuk memainkan peran seperti itu. Maka saya berusaha memberikan yang terbaik," kata aktor yang juga membintangi Aqso dan Madina ini.
Pria yang mengawali karier dari panggung teater ini pun tak menolak jika suatu hari mendapat tawaran bermain film. Namun, hingga kini prioritas Dude masih pada sinetron. Dude pun berangan-angan suatu hari kelak bisa membuat film sendiri.
"Saya ingin mengangkat kisah tentang tokoh-tokoh besar yang selama ini hanya bisa kita baca sejarahnya di buku-buku. Saya ingin cerita itu bisa jadi teladan bagi generasi muda."
Salah satu tokoh yang Dude inginkan diangkat ke layar lebar adalah Bung Karno. "Saya sangat mencintai beliau. Saya kagum dengan berbagai sisi beliau. Kecintaannya pada tanah air, kepribadiannya."
Namun, Dude merasa belum pantas memerankan sosok Bung Karno jika saja ia bisa membuat film tersebut. "Ada beban moral. Kalau mau di-casting kayaknya sebulan juga enggak cukup."Astri