Didin lalu menceritakan kronologis sampai sang anak tertangkap polisi. "Reza direhabilitasi dari bulan November 2008 sampai Januari 2009. Selama bulan Februari, dia di rumah. Bulan Maret dia pindah ke Bandung tanpa ketemu saya dulu. Bilangnya mau kerja, tapi ternyata ada komunitasnya sesama pemakai di sana. Menyesali tidak ada artinya. Semua sudah terjadi. Ini contoh atau cerminan untuk keluarga-keluarga lainnya," cetusnya.
Didin mengetahui kabar Reza ditangkap dari ibu kandungnya Reza yang sekarang menjadi mantan istrinya. "Menurut versi Reza, barang itu adalah titipan temannya yang sedang ke Jakarta. Buat saya itu kebodohan. Mau saja dititipkan barang yang membahayakan dirinya."
Masih menurut Didin, Reza sedang tidur di kos ketika ada penangkapan. Reza ditangkap sendirian dengan barang bukti 0,15 gram putaw.
Sebenarnya, Didin sudah mulai curiga anaknya salah dalam bergaul. "Awal tahu Reza pemakai sudah saya selidiki 3 tahun lalu. Perilakunya berubah. Dia banyak bohong. Kalau kuliah, banyak tidurnya. Pas dia keluar, saya geledah kamarnya, saya temukan lintingan. Saya ancam dia akan lapor ke polisi, tapi ternyata tarikan temannya lebih kuat," kata Didin.
Didin berjanji akan menjenguk sang anak. "1-2 hari ini saya akan jenguk ke sana. Reza sebenarnya enggak mau dijenguk, kasihan sama ayahnya," ujar Didin yang tidak menduga akan kejadian seperti ini. Padahal Didin selalu berpesan jangan lupa solat dan tidak melanggar hukum.
Kabar Reza sempat pingsan waktu diinterogasi dibenarkan oleh Didin. "Ya, mungkin di sana banyak wartawan. Dia sadar dia menyusahkan ayahnya, jadi dia enggak kuat. Saya takut dengan kelabilan jiwanya," kata Didin.
Didin menduga, Reza terjebak narkoba lantaran dirinya berpisah dari ibu kandungnya Reza dan menikah lagi dengan perempuan lain. Kabar Reza menggunakan barang haram sebenarnya sudah diterima Didin lama sebelum kejadian ini. "Saya sampai sempat bawa dia ke rumah sakit untuk tes urin tiap minggu, tapi hasilnya negatif. Tapi 3 tahun belakangan saya dapat bukti anak saya menggunakan barang haram itu," ujar Didin yang tak bisa mneutupi perasaan sedihnya.
Akibat kasus ini, Didin merasa gagal mendidik sang anak. "Iya, saya merasa gagal mengawal anak yang satu ini sesuai harapan," tuturnya. Setelah ditahan, Reza ternyata suka menelepon Didin. "Tapi enggak ada suara. cuma nangis. Dia SMS selalu bilang minta maaf," ungkap Didin yang berharap hukuman sang anak tidak terlalu berat. Isna