"Benar saya diperiksa kepolisian tanggal 18 Februari 2009 untuk memberikan penilaian hasil visum yang dibuat Dokter Yudi atas pemeriksaan Agung. Ada beberapa penyimpangan dari hasil visum tersebut," kata Mun'im.
Lantas apa saja penyimpangan tersebut? "Keterangan Dokter Yudi tidak dapat dipertanggungjawabkan karena dia dokter biasa, bukan ahli forensik. Dalam kasus ini tidak ada pemeriksaan jantung dan darah korban sebelum divisum. Seharusnya dokter tak boleh mengemukakan kesimpulan, melainkan proses terjadinya. Menurut saya, agung mengalami luka derajat 1, tapi dalam hasil visum ditulis derajat 2. Luka dubur Agung itu mengeliling, jadi bukan karena sendok yang dimasukkan. Foto tidak sesuai dengan kelainan pada dubur Agung. Secara ilmu kedokteran forensik, keterangan Dokter Yudi tidak bisa diajukan sebagai alat bukti," papar Mun'im.
Marcella sendiri batal diperiksa sebagai terdakwa karena sakit. "Saya merasa kurang sehat.Jadi kalau bisa saya diperiksa hari Kamis. Waktu duduk, mata saya berkunang-kunang. Mungkin karena puasa dan tidak sahur," tuturnya.
Marcella mengaku mensyukuri keterangan yang diberikan Dokter Mun'im Idris. Alhamdulillah ditunjukkan lagi tambahan keterangan saksi ahli. Kini terlihat semua yang dilakukan adalah rekayasa. Ahli forensik sendiri menyatakan tidak ada luka. Ini semua pembelajaran buat kita," ucap Marcella.Okki
Foto : Isna