Pekan lalu sebuah tabloid terbitan Jakarta mengabarkan band ST 12 dirugikan Rp 6 Miliar. Disebutkan di situ royalti ringback tone (RBT) dari lagu Puspa tidak dibayar oleh manajemen. Benarkah?Ketika dikonfirmasi ke personil ST 12, Ilham Febry alias Pepep sang drummer mengatakan tak ada masalah antara mereka dengan pihak manajemen. "Selama ini hubungan kami dengan Trinity Production selaku manajemen berlangsung transparan," tukas Pepep, Selasa (17/3).Para personil ST 12 juga merasa tak pernah diwawancara perihal RBT. "Saya memang sempat diwawancara dua pekan silam, tapi hanya seputar rumah tangga saya. Sama sekali tidak menyebut RBT, apalagi sampai menyebut angka Rp 6 M. Entah dari mana sumbernya. Saya juga bingung," pungkas Charly sang vokalis.Menyinggung soal royalty RBT, masih kata Pepep, berapa banyak yang terjual tidak bisa ditipu. "Kami bisa, kok, mengecek sendiri berapa banyak RBT yang sudah beredar di pasaran. Kesimpulan kami, tidak ada penyimpangan. Sejauh ini Trinity sudah transparan. Sebaliknya, kami juga mengetahui persis keuntungan yang mereka dapatkan dari ST 12.Yang pasti, ST 12 merasa hubungannya dengan pihak manajemen baik-baik saja. Dalam waktu dekat mereka akan membuat album repackage dan album ketiga. "Malah selama ini kami cukup dimanjakan oleh pihak manajemen, baik soal jadwal, maupun salary. Belum pernah ada masalah," sang gitaris ST 12, Dedy Sudrajat alias Pepeng.Pepeng menduga, ada pihak ketiga yang mengganggu kemesraan ST12 dengan Trinity. "Tapi yakinlah upaya mereka tidak berhasil karena kami bertiga tidak ada masalah dengan Trinity."Sementara pihak Trinity juga mengatakan, pihaknya tidak merasa dikonfirmasi seputar berita fenomenal tersebut. "Tulisan itu tidak ada konfirmasi dengan kami. Kami tidak tahu dari mana mereka dapat info seperti itu," ujar Diana Bostan selaku Brand Management, Trinity Optima Production.Tentu saja, lanjut Diana, pihaknya keberatan. Tulisan itu telah menimbulkan asumsi bahwa ada masalah di antara Trinity dengan personel ST 12, "Seakan-akan kami tidak fair."Namun, meski sudah dibikin ribut, baik Diana maupun personel ST 12 tidak ingin mempermasalahkan persoalan tersebut. "Sempat terbersit ingin melakukan somasi. Namun setelah kami pikir ulang, hal itu bukan solusi yang baik. Kalau memang sama-sama tidak merasa melakukan, ya sudah. Masalah ini tidak perlu diperpanjang lagi," ujar Pepep diamini Diana.
Tumpak