Kendati tidak secara langsung pernah terlibat dengan organisasi ataupun LSM lingkungan hidup, Reva tetap merasa memiliki tanggung jawab moril menjaga kelestarian lingkungan. Terutama di kota Jakarta, kota tempatnya bermukim.
Mungkin kesadaran Reva timbul karena beberapa pengalaman hidup yang pernah dilaluinya. Banjir, misalnya, pernah singgah di kediaman Reva di Rempoa, Tangerang. Dari kejadian tersebut, Reva belajar banyak hal tentang memelihara lingkungan, dimulai dari kebiasaan kecil. " Jakarta sudah penuh polusi dan limbah. Kalau semua bersih, kan, kita nyaman hidup di dalamnya. Kalau mau bagus, kitanya harus disiplin. Kalau enggak, ya, rugi sendiri merasakan efek negatif dari alam itu sendiri," tukas Reva.
Tak hanya mengubah kebiasaan menjaga kebersihan, sedikit demi sedikit Reva berusaha megganti gaya hidup serba plastik yang sepertinya sudah mendarah daging di masyarakat. Salah satunya dengan menggunakan kantung belanja yang terbuat dari bahan ramah lingkungan. "Aku sekarang senang karena tas pengganti plastik sudah mulai dijual di toko-toko, biar mengurangi pemakaian plastik. Aku juga punya, tapi kadang-kadang suka lupa bawa juga, sih. Padahal, sebenarnya pengen banget menghindari plastik," tambahnya.
Reva mengingatkan bahaya limbah plastik yang memang tidak langsung bisa dirasakan akibatnya sekarang. "Tapi semua itu bisa dilakukan dengan pelan-pelan. Kayak kalau belanja enggak pakai plastik lagi. Sebenarnya, itu hal-hal kecil yang tidak kita sadari, tapi harus dimulai dari sekarang," himbau Reva.
Yetta Angelina Foto: Romy Palar