Setiap Jumat, suasana riuh rendah selalu berlangsung di Studio 4 RCTI, Kebun Jeruk. Di studio terbesar di kompleks RCTI itulah para peserta Idola Cilik 2 berlatih menyanyi dan koreografi, untuk tampil di hari Sabtu dan Minggu ( Pentas Idola Cilik 2 dan Rapot Idola Cilik 2).
Jumat silam, misalnya, Abner, peserta dari Manado, terlihat agak berteriak di lorong studio guna memperlancar lagu yang akan dinyanyikan, sementara Cakka cukup duduk santai seraya mengangguk-anggukan kepala mendengarkan bakal lagunya lewat earphone. Di ruang rias, Oik dan Rahmi, dua peserta wanita yang tersisa, asyik bergurau. Akan halnya Patton, Obit, Debo, Abner, dan Irsyad, tampak berkumpul akrab melepas rindu.
Ya, bocah-bocah yang berasal dari berbagai daerah itu biasa disatukan di Jakarta dan menginap di sebuah hotel sejak Kamis. Di hari pertama itu, mereka melakukan olah vokal dan penentuan aransemen di sebuah studio di kawasan Pondok Indah di bawah arahan penyanyi Uci Nurul. Semua anak relatif sudah hapal, sebab, lagu-lagu itu sudah diberikan sejak tiga hari lalu, ketika dinyatakan lolos ke babak selanjutnya.
Mereka yang selalu ditemani ayah atau ibunya itu, termasuk anak-anak pintar karena mampu menghapal 9-10 buah lagu untuk dua kali penampilannya setiap minggu (lagu untuk solo, beramai-ramai, dan bersama bintang tamu). Nah, setelah mantap dengan lagu, hari Jumat adalah latihan visual untuk koreografi dan blocking di panggung. Oh, ya, sebelum ke sesi itu, mereka bertemu dulu dengan psikolog Mbak Romy (dr. Rose Mini AP,Mpsi, Red), terlibat dalam suatu permain yang bertujuan mempererat persahabatan. Bukan untuk bersaing.
Untuk urusan koreografi, masing-masing akan berhadapan dengan Uncle Joe di ruang kaca di Studio 4. Uncle Joe biasa menciptakan sebuah tarian on the spot di ruang kaca, setelah berbincang dengan penyanyinya dan meresapi makna dari lagu itu.
Anak-anak Idola Cilik 2 terlihat tak sulit mengikuti dan menghapal gerakan Uncle Joe. Apalagi, gerakan diberikan dengan konsep dasar bermain. Agar lebih berwarna, unsur teatrikal pun kadang diselipkan. Pada prinsipnya, Uncle Joe ingin koreografi itu tak membebani, melainkan membuat penampilan si anak semakin terangkat.