Suguhan apik datang di pertengahan bulan Januari 2009. Lewat Pintu Terlarang, sineas muda Joko Anwar unjuk gigi.
Film yang menampilkan dua sejoli Fachri Albar dan Marsha Timoty ini seakan ingin melawan tren perfilman Indonesia. Pintu Terlarang hadir dengan idealisme baru. Ditemui pada press screening film tersebut di Grand Indonesia Kamis (15/1) sore, Joko menyampaikan idealismenya terhadap film garapannya. "Pintu Terlarang adalah film yang memiliki multi interpretasi. Kalau penikmat film yang menyaksikan film ini dari awal hingga akhir, maka mereka tidak akan menyatakan bahwa film ini mengangkat tema mengenai seseorang yang memiliki kelainan jiwa."
Joko Anwar yang juga menggarap film Janji Joni dan Kala ini menjelaskan mengenai arti dari judul yang diangkat. "Pintu Terlarang sendiri memiliki dua arti, Arti secara fisik sebagai pintu yang memang tidak boleh untuk dibuka, karena menyimpan sesuatu yang sangat rahasia, dan yang kedua Pintu Terlarang sebagai metafor untuk sesuatu yang tidak boleh dilakukan, dalam hal ini adalah kekerasan pada anak," urainya serius.
Lantas pesan apa yang ingin disampaikan melalui film ini? Sekar Ayu Asmara sang penulis novel menyatakan bahwa film ini adalah bentuk lain dari kampanye anti kekerasan pada anak di bawah umur. "Menurut saya pesan yang ingin disampaikan sangat jelas. Selama kekerasan pada anak masih ada, saya sangat tertarik untuk mengangkat tema itu sekaligus prihatin terhadap dampak yang akan ditimbulkan," serunya.
Okki Foto: Okki