Setelah resmi bercerai dari Tora Sudiro, Angie justru bertanya-tanya, kenapa perceraian ini bisa terjadi. Ia juga bicara soal komitmen.
Sejak rumah tangganya dengan Tora Sudiro dilanda gonjang-ganjing, Angraini Kadiman sulit ditemui wartawan. Begitu juga ketika perkawinannya kandas di Pengadilan Agama Depok Rabu (7/1). "Aduh, enggak usah (wawancara), deh. Saya, kan, bukan siapa-siapa," elaknya. Belakangan, akhirnya Angie bersedia berbagi perasaan setelah ia resmi tak lagi menjadi istri Tora.
Sejujurnya, ibu dua anak ini tak pernah membayangkan, rumah tangganya bakal berantakkan seperti sekarang ini. "Saya enggak habis pikir, kenapa perceraian ini bisa terjadi," tutur Angie pelan. Dia mengaku sangat mengenal Tora, lelaki yang menikahinya 10 tahun silam. "Dia itu figur suami dan ayah yang baik. Makanya, sampai saat ini, saya masih bertanya-tanya, kenapa kami bercerai."
Tapi bagi Angie, perkawinan adalah sebuah ikatan suci. "Kami tak hanya berjanji di hadapan manusia, tapi juga berjanji di hadapan Tuhan." Dan janji itu, kata Angie, yang terus dipegangnya sebagai landasan membina biduk rumah tangganya.
Karena itulah, katanya, ia mengaku memerlukan waktu lama sebelum sampai pada keputusan menggugat cerai Tora Sudiro. "Buat saya, perkawinan adalah sebuah komitmen, di mana kita harus saling menjaganya. Nah, kalau hanya salah satu yang konsisten dengan komitmen itu, akan susah menjalaninya," tegas Angie.
Ia sadar, setiap rumah tangga pasti akan ada yang namanya konflik. "Itu hal yang amat wajar dalam sebuah perkawinan. Saya juga tahu, tiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Saya sadar, kok, punya banyak kekurangan."Tapi, tuturnya lagi, "Semua itu, kan, harusnya tak berarti harus berakhir dengan sebuah perceraian," ujarnya dengan nada masygul. Kurniasih Tjitradjaja
Foto: Adrianus Adrianto