"Senang sekali akhirnya Papa dan Barry bisa ke sini. Kami berempat duduk berpelukan untuk saling menguatkan. Saat itu hujan. Rasanya damai sekali berada di antara orang-orang yang kita cintai. Aku teringat rumah. Aku ingin sekali pulang, kembali ke rumah," cerita Sheila.Maria, sang bunda, lalu bercerita tentang komentar Terry, suaminya, atas tempat tinggalnya. Sejak Sheila dititipkan di Pondok Bambu, Maria mengontrak rumah di dekat rutan."Papa kemarin bilang, Mama kuat tinggal di rumah kontrakan seperti itu, setiap hari jalan kaki mengunjungi Ila (nama panggilan Sheila, Red.)," jelas Maria.
Belum selesai bercerita, Maria tak kuasa menahan air matanya. Segera, Sheila merangkulkan lengannya ke sang ibu, membelai rambutnya, lalu mencium keningnya. Setelah mampu menguasai diri, Maria tersenyum kepada Sheila. "Sabar, ya, Nak. Liburan Natal dan Tahun Baru nanti, mereka datang lagi menengok Ila."
Dengan pedih, Maria menatap tembok yang memisahkan putri kecilnya dengan udara bebas dan berbisik getir, masih seperti bicara pada dirinya sendiri, "Tak sepatutnya Sheila berada di sini." Ajeng
Foto: Astri