Beberapa polisi berjaga-jaga di sepanjang jalan depan kampus dan di pintu gerbang. Ternyata hari itu ada syuting mega film Ketika Cinta Bertasbih (KCB). Ada dua bintang KCB yang beraksi di depan kamera, M. Cholidi Asadil Alam dan M. Azzam Shidqi plus 50 figuran, 20 dari warga Indonesia dan 30 warga Mesir. Ada dua lokasi yang dijadikan tempat syuting hari itu. Di kampus Al Azhar dan kawasan toko buku di belakang Al Azhar. Di tempat ini, biasanya para mahasiswa Al Azhar belanja kitab.
Kru KCB di Mesir lumayan banyak. Maklum film ini dikerjakan oleh tiga pihak, Sinemart, rumah produksi Mesir, Mr Mohamed Ashoob's Film Company serta para mahasiswa Indonesia di Mesir yang tergabung dalam Rafi Travel. "Sebenarnya ada PH yang lebih besar dari Ashoob's. Tapi setelah kami jajaki, harganya tidak cocok," kata Dani Sapawie, line producer film KCB.
Syuting hari pertama KCB di dua tempat, kampus Al Azhar dan kawasan toko buku di belakang Al Azhar. Di tempat para mahasiswa Al Azhar berburu kitab ini para kru KCB harus berjuang kelas. Maklum, di tempat ini kondisinya menyerupai pasar. Jalan yang sempit jadi lalu lalang banyak orang, termasuk mobil. Tak heran, meski di sini hanya dilakukan pengambilan gambar Azzam yang sedang sedang mencari buku, tapi yang dibutuhkan cukup panjang. Lalu lalang mobil sering menunda kru melakukan pengambilan gambar.
Namun secara keseluruhan, kata, Dani, syuting di hari pertama ini lumayan lancar. "Tak ada kendala yang berarti. Semua berjalan lancar," tandas Dani di sela-sela syuting KCB. Namun usai syuting Chaerul Umam mengakui, dari 8 scene, pihaknya masih "utang" dua scene. Rencananya hari itu akan dilakukan dua scene, tapi karena kesorean, kru terpaksa menghentikan syuting.
Sehari sebelumnya, diadakan selamatan syuting KCB di KBRI Mesir dengan acara puncak pemotongan tumpeng. Acara ini dihadiri oleh seluruh kru KCB beserta Dubes RI di Mesir, AM Fachir beserta istri. Krisna / dari Kairo
Foto : Krisna