3 Hal yang Diingat Bila Gaji Lebih Besar dari Suami

By , Rabu, 5 Agustus 2015 | 09:51 WIB
Bila gaji lebih besar dari suami... (Nova)

Ratna mulai gelisah. Sejak dipercaya memegang jabatan yang lebih tinggi di kantor, Sang Suami menjadi mudah marah dan sering menyalahkan diri sendiri. Setelah ditelusuri, perbedaan finansial yang cukup kentara antara dia dan pasangan lah yang menjadi penyebab. Memang, kini Ratna memiliki gaji yang lebih besar dari suami.

Kisah Ratna ini, mungkin juga dialami oleh beberapa wanita lainnya. Kondisi ketika istri dianggap lebih sukses dibanding suami acapkali menjadi pangkal masalah dari sebuah rumah tangga.

Hal demikian, termasuk rasa tak enak ketika istri punya gaji lebih besar dari suami, menurut Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., diakibatkan oleh maskulinitas tradisional yang dipegang teguh di masyarakat. “Karena secara tradisional, anggapannya laki-laki lebih maskulin sehingga dalam rumah tangga ia adalah seorang pemimpin. Sebagai kepala keluarga ia terbiasa dituruti dan dianggap tertinggi,” ujar psikolog yang akrab disapa Nina ini.

Baca: Istri Sukses, Suami Stres?

Dengan demikian, tambahnya, kenyataan bahwa posisi laki-laki berada di bawah Sang Istri terasa menjadi ancaman yang membuat dia tidak nyaman.

Sebenarnya, Ratna mengaku tak keberatan jika penghasilan suami tidak lebih besar dari yang ia dapatkan. Hanya saja Ratna kerap dirundung perasaan serba salah. Karena di satu sisi, ia bangga dan senang dengan pencapaian yang ia peroleh. Di sisi lain, ia kecewa dengan sikap pasangan yang seolah tidak mendukungnya.

Bila gaji lebih besar dari suami, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar hal ini tak menjadi masalah. Berikut tips dari Nina agar suami tak merasa rendah diri meski istri memiliki gaji lebih besar darinya.

Baca: Jika Karier Perempuan Lebih Cemerlang daripada Pasangan

1. Hindari banyak membahas tentang penghasilan, baik hanya di antara kalian berdua, di hadapan anak, apalagi di depan orang lain.

2. Akali dengan memiliki tabungan bersama untuk kepentingan operasional rumah tangga. Tabungan tersebut diisi suami dan istri. Jadi, tidak ada perbandingan yang kentara antara Anda dan suami.

3. Alokasikan untuk hal yang berbeda. Misalnya gaji istri biar ditabung untuk biaya masuk sekolah anak, membeli baju keluarga, atau untuk berlibur. Sementara gaji suami untuk keperluan sehari-hari seperti urusan rumah, makan, dan transportasi. Sehingga ia akan tetap merasa telah menghidupi keluarganya.