Terapi Kelainan Genital pada Anak Agar Tak Berdampak Panjang

By nova.id, Sabtu, 8 Agustus 2015 | 06:00 WIB
Kelainan genital anak bisa berdampak pada perkembangan fisik dan psikologisnya. (nova.id)

Kelainan genital pada anak laki-laki Anda jangan dianggap hal biasa, tapi harus dilakukan pemeriksaan. Jika dibiarkan dan berharap kelainan tersebut akan hilang dengan sendirinya dikhawatirkan akan menimbulkan dampak jangka panjang.

Hal tersebut ditegaskan dr. Arry Rodjani, SpU (K)., ahli Urologi RS Siloam ASRI. Kelainan genital pada anak laki-laki dapat menimbulkan dampak jangka panjang. “Mulai dari gangguan pada fungsi reproduksi, infertilitas, dan psikologis. Gangguan fungsi reproduksi dan infertilitas biasanya terjadi pada kasus hipospadia.”

Dampak psikologis dapat terjadi karena bentuk dan ukuran yang tidak normal seperti pada kasus mi kropenis, hipospadia, webbed penis dan buried penis. “Anak menjadi malu karena tampak berbeda dengan teman sebayanya.”

Baca: 5 Hal Tak Biasa pada Penis Anak

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperhatikan tipe kelainan genital dan ketidaknormalan yang terjadi. “Perhatikan faktor usia dan besarnya penis. Umumnya pada kasus hipospadia tindakan operasi baru dapat dilakukan di usia 6 bulan - 1,5 tahun.”

Sedangkan pada kasus mikropenis, sebelum dilakukan tindakan harus diperhatikan di mana letak kesalahannya? “Apakah memang ukurannya yang kecil, faktor produksi hormon testosteron yang kecil, atau karena faktor idiopatik yang tidak diketahui penyebabnya. Terapi dapat dilakukan dengan pemberian hormon dalam bentuk suntik dan krim tidak perlu operasi.”

Sementara terapi untuk kelainan genital pada anak laki-laki berupa kasus buried penis, hipospadia, webbed penis dan testis yang tidak turun harus dilakukan rekonstrusi melalui tindakan operasi. “Pada kasus testis tidak turun, biasanya dokter tidak segera melakukan tindakan. Tapi memantau perkembangan bayi selama 3 bulan pertama.”

Ada kemungkinan testis akan turun sendiri setelah tiga bulan pertama kelahiran karena hormon testosteron masih tinggi. “Jika selama 6 bulan sampai 1 tahun testis tidak turun maka harus dilakukan tindakan penurunan testis.”

Letak testis yang tersembunyi biasanya ada di lipat paha atau di dalam perut.  “Apabila letak testis ada di lipatan paha maka tindakan pencarian dapat dilakukan dengan meraba atau menggunakan USG.”

Jika letak testis ada di dalam perut maka perlu bantuan laparaskopi. “Operasi dilakukan untuk mengejar ketertinggalan perkembangan testis selama 4 tahun ke depan. Jika tidak segera ditangani pada usia sebelum purpertas dapat menyebabkan infertilitas. Sementara pada usia setelah pubertas dapat menyebabkan tumor atau kanker.”

Noverita K. Waldan