Anne Lorimore adalah perempuan tertua di dunia yang berhasil mendaki puncak Kilimanjaro. Tidak hanya sekedar memecahkan rekor dunia, nenek 85 tahun ini berkeinginan keras mencapai puncak gunung tertinggi di Afrika dan merupakan salah satu di dunia semata-mata ingin menggalang dana untuk program Challenge Youth Fund.
Bersama keponakannya, nenek hebat asal Arizona itu menyelesaikan pendakiannya selama delapan hari—meski keponakannya terserang flu di hari keempat pendakian.
Baca: Wah, Ternyata Perempuan Muda Indonesia Cenderung Rendah Diri!
“Sejatinya ini adalah keinginan yang tertundak cukup lama. Keponakan laki-laki dan perempuan saya melakukan itu, dan saya bilang, ‘Tolong, saya (juga) ingin pergi,’ dan mereka bilang ‘Iya’. Jadi saya membuat daftar pada 2015, saya akan mendaki Kilimanjaro,” ujarnya kepada ABC 15 selama pendakian.
Baca: Ini Dia 6 Perempuan Inspiratif NOVA 2014 Pilihan Pembaca
Seperti disinggung di awal, Lorimore melakukan pendakian ini dalam rangka penggalangan dana program Challenge Youth Fund. Amal ini ditujukan kepada anak-anak yang kurang mampu.
Nenek super yang merupakan perempuan tertua di dunia yang berhasil mendaki puncak tertinggi di dunia ini juga sadar bahwa apa yang dia lakukan penuh dengan risiko, termasuk penyakit takut pada ketinggian. Tapi Lorimore rupanya sudah tahu bagaimana cara mengatasinya, ia pernah mendaki Ayers Rock di Australia. Ketika mendaki Kilimanjaro, Lorimore sendiri tengah menderita flu.
Baca: Perempuan Boros Cenderung Matre Saat Memilih Pasangan?
Apa yang dilakukan Lorimore mungkin menjadikannya sebagai perempuan tertua pendaki puncak tertinggi di dunia yang berhasil mendaki puncak Kilimanjaro.
“Kami tengah menunggu konfirmasi dari Guinness untuk membuat resmi sebagai perempuan tertua yang mencapai puncak,” ujar juru bicara Tess Dumlao dalam wawancara dengan KTVK. “Pemandu gunungnya, tidak meragukan lagi, ia menyebutnya sebagai perempuan tertua yang mencapai puncak Kilimanjaro, terlebih dia dianggap memenuhi persyaratan dengan berhasil sampai puncak tanpa bantuan sedikit pun,”
Moh. Habib Asyhad/intisari-online/(Huffington Post)
Baca artikel selengkapnya soal perjuangan Anne Lorimore di sini