Maria Felicia Gunawan, Pembawa Baki Bendera Pusaka yang Curi Perhatian Netizen

By nova.id, Selasa, 18 Agustus 2015 | 09:21 WIB
Paskibraka Maria Felicia Gunawan pembawa baki bendera pusaka HUT RI ke-70 (nova.id)

Maria Felicia Gunawan, siswa kelas XI SMAK BPK Penabur Gading Serpong, terpilih sebagai pembawa baki bendera pusaka dalam upacara detik-detik proklamasi, Senin (17/8/2015). Peran perempuan yang akrab disapa Cia itu menjadi sorotan jutaan warga Indonesia karena dia yang mendapat kehormatan menerima bendera pusaka dari Presiden Joko Widodo.

Felicia mengaku cukup gugup saat mengetahui dirinya akhirnya terpilih sebagai pembawa baki bendera pusaka. Pengumuman itu pun baru diketahuinya saat ia tiba di Istana Kepresidenan.

"Yang pasti takut kecewakan, nggak bisa kasih yang terbaik, itu ada rasa khawatir. Pokoknya rasa takut ada karena sudah ada kepercayaan kakak-kakak pelatih," ujar Felicia saat dijumpai seusai pengibaran bendera yang berlangsung lancar tanpa kendala di halaman Istana Merdeka.

Perempuan yang bercita-cita menjadi reporter televisi itu mengungkapkan, saat itu dirinya khawatir jika membuat kesalahan. Misalnya, khawatir tergelincir saat menuruni tangga, tersandung batu, hingga khawatir angin kencang yang bisa menggerakkan bendera Merah Putih yang dibawanya. Namun, Felicia lebih memilih untuk memikirkan hal yang bahagia dibandingkan terus larut dalam kegelisahannya.

"Untungnya, kami sudah disiapkan dengan baik, sudah dikasih motivasi sama kakak pembina, kasih semangat, tim dari pelatih dan teman-teman. Bersyukur, tidak ada kendala," ungkap dia.

Perasaan lega setelah menjalankan tugas dengan baik pun langsung dirasakan Felicia dan semua pasukan pengibar bendera pusaka dari tim Sadewa yang menjadi petugas pengibar pada pagi ini.

Seluruh Paskibraka yang terpilih mengibarkan dan menurunkan bendera Merah Putih pada hari kemerdekaan ini telah menjalani proses seleksi ketat, mulai dari tingkat wilayah, kota/kabupaten, provinsi, hingga tingkat nasional.

Pada tingkat nasional, dua orang dari tiap-tiap provinsi diutus ke Jakarta untuk melakukan pelatihan selama satu bulan. Dalam pelatihan itu, anggota Paskibraka dilarang bertemu dengan orangtuanya. Bahkan, komunikasi melalui sambungan telepon dibatasi. Mereka dilatih bersama dengan Pasukan Pengamanan Presiden.

Disiplin dan siap menerima segala tantangan diajarkan kepada semua anggota Paskibraka. Hal ini pun dirasakan Felicia. Jika sebelumnya dia suka menunda-nunda kegiatan, hal itu harus diubah dalam masa pelatihan ini.

"Karena kegiatan fullmolor lima menit saja pengaruhnya ke kegiatan setelahnya. Kita sendiri yang enggak enak. Makanya, itu yang paling aku pelajari, disiplin," imbuh dia.

Sabrina Asril/Kompas.com