Berkat Maria Felicia Gunawan, Sang Ayah Dapat Kesempatan Kedua Injakkan Kaki di Istana

By nova.id, Rabu, 19 Agustus 2015 | 12:12 WIB
Paskibraka Maria Felicia Gunawan pembawa baki bendera pusaka HUT RI ke-70 (nova.id)

Ada cerita menarik lain dari sosok Maria Felicia Gunawan, siswi pembawa baki duplikat bendera pusaka, yang kian menarik perhatian netizen. Demi mengejar cita-cita, dengan berani ia memilih tinggal berpisah dari keluarganya.

Meskipun ayah ibunya, dokter Willy Gunawan dan Hartaty Tjendra, serta kakak sulungnya Crista Selina, mahasiswa kedokteran di Universitas Lampung, tinggal di Bandar Lampung, demi pendidikan, Cia yang kelahiran 23 Februari 1999 memilih tinggal di Gading Serpong, Banten. Ia kini tinggal bersama sejumlah sepupunya dan tantenya, Novita Hamdani, yang sekaligus sebagai orangtua wali Cia selama di Banten.

Baca:  Maria Felicia Gunawan, Pembawa Baki Bendera Pusaka yang Curi Perhatian Netizen

Oleh karena itu, saat mulai mendaftar dan mengikuti seleksi Paskibraka mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga tingkat nasional, Novita setia menemani dan mengawasi Cia. Kebahagiaan keluarganya, khususnya ayahnya, sungguh tak terkira.

Bukan karena Cia dan semua anggota Paskibraka berhasil menjalankan tugasnya di Istana Merdeka, melainkan karena Cia, ayahnya bisa menginjak Istana.

Pada 1998, sebagai dokter, Willy yang bertugas di Dili, Timor-Timur (sebelum berpisah dari NKRI) mendapat penghargaan Presiden Soeharto sebagai dokter teladan. Namun, karena alasan keamanan saat itu, Willy tak bisa menginjak Istana Negara untuk menerima piagam penghargaan. Piagam itu hanya dikirimkan ke Dili. Impian itu kini terwujud.

Baca: Menjadi Pembawa Baki Bendera Pusaka, Maria Felicia Gunawan Tak Putus Berdoa

Rasa bahagia dan kebanggaan juga dirasakan Rani Noerinsan, gadis kelahiran Jakarta pada 13 Oktober 1999, yang tercatat sebagai siswi SMA Negeri 3 Gorontalo. Disaksikan jutaan mata penonton, termasuk di daerah asalnya, dengan tenang Rani memberikan duplikat bendera pusaka yang pagi harinya dikibarkan oleh Tim Sadewa Paskibraka kepada Presiden Jokowi untuk disimpan dan dikibarkan kembali pada peringatan 17 Agustus 2016. Rani juga melakukan tanpa salah sedikit pun.

Tak pelak jika setelah keberhasilan putri bungsu dari pasangan Amir Utiarahman dan Darmawaty Sabihi menjalankan tugasnya, sebagaimana dilaporkan Gorontalo Post, beberapa jam kemudian nama Rani menjadi perbincangan publik.

Dilaporkan, dalam sekejap jumlah pengikutnya pada akun sosial media miliknya langsung melejit. Dari sebelumnya 1.500 follower sejak Senin (17/8), hingga Selasa dini hari, follower-nya meningkat hingga 2.201.

Budiharjo Winarno, Wakil Ketua Pembina Paskibraka, mengatakan, Cia, Rani, dan rekan-rekannya anggota Paskibraka tidak hanya berhasil melewati seleksi ketat hingga terpilih sebagai pembawa baki duplikat Merah Putih saat penaikan ataupun penurunan bendera, tetapi juga berhasil melewati ujian mental setelah melewati pelatihan yang cukup berat dengan disiplin tinggi agar tetap menjaga kemampuan, kebugaran, serta ketenangan emosinya.

Sumber: (NDY/WHY/HLN/PIN) Kompas Cetak 19/8/2015