Menggiurkan! Gaji Pekerja Industri Mode di Luar Negeri

By nova.id, Jumat, 21 Agustus 2015 | 05:33 WIB
Berapa gaji pekerja industri mode? Simak di sini. (nova.id)

Banyak yang mengidamkan pekerjaan di industri mode karena berbagai pertimbangan, mulai dari lingkungan kerja, gaji yang didapat, hingga akses eksklusif ke bran-bran dan berbagai event bergengsi. Akan tetapi, tidak banyak orang awam yang mengetahui berapa sebenarnya gaji pekerja di industri mode saat mereka sudah mengikatkan diri pada jenis pekerjaan ini. Apakah pemasukannya "sebergengsi" yang terlihat?

Situs Fashionista baru-baru ini menggelar survei gaji tahunan yang dilakukan terhadap 5.000 orang responden dari berbagai bidang pekerjaan, mulai dari retail, e-commerce, pemasaran, publisitas, desain, editorial, hingga mode. 

Hasilnya, Anda pun dapat memperoleh gambaran tentang berapa sebenarnya gaji pekerja di industri mode dan para profesional di bidang ini secara tahunan. Sayangnya, ini memang kisaran gaji pekerja di industri mode luar negeri. Belum ada yang mengungkap gaji pekerja di industri mode Indonesia.

Di luar negeri, gaji fashion director alias direktur mode mencapai 119.850 dollar AS per tahun atau sekitar Rp 1,5 miliar. Sementara itu, gaji tahunan seorang buyer dan merchandiser masing-masing mencapai 84.950 dollar AS dan 67.640 dollar AS alias Rp 1,1 miliar dan Rp 897 juta.

Fashionista pun merinci besaran gaji pekerja majalah fashion di luar negeri secara tahunan. Dalam setahun, gaji seorang editor in chief atau pemimpin redaksi majalah mode mencapai 242.250 dollar AS atau sekitar Rp 3,2 miliar.

Penulis dan blogger mode memiliki gaji tahunan hingga mencapai 58.620 dollar AS dan 45.430 dollar AS atau Rp 779 juta dan Rp 603 juta.

Sementara gaji fashion stylist alias penata gaya, mencapai 121.920 dollar AS atau Rp 1,6 miliar dalam setahun. Adapun pekerjaan sebagai desainer grafis memiliki gaji mencapai 62.240 dollar AS per tahun atau sekitar Rp 827 juta per tahun.

Nah, demikian kisaran gaji pekerja di industri mode secara tahunan yang dapat Anda jadikan sebagai gambaran. Di Indonesia, bagaimana, ya?

Sakina Rakhma Diah Setiawan/Kompas.com