Yang Lebih Menyakitkan Dibanding Perselingkuhan

By nova.id, Senin, 24 Agustus 2015 | 05:04 WIB
Ini yang lebih menyakitkan dibanding perselingkuhan (nova.id)

Besar kemungkinan mayoritas orang akan merasa bahwa perselingkuhan adalah hal yang akan paling menyakitkan. Selingkuh, memang kerap dianggap sebagai dosa terbesar dalam hubungan percintaan. Namun seperti teori Dr John Gottman, seorang peneliti terkemuka di bidang psikologi dan hubungan, ada sebuah masalah yang disebut “The Secret Relationship Killer”.

Secara diam-diam, ada hal yang dapat merusak hubungan dari dalam diri dan tanpa sadar bisa menggerogoti keharmonisan pasangan. Demikian yang dikemukakan pakar relationship, Lucida Loveland.

Baca: 5 Bibit Perselingkuhan

"Selingkuh bukan satu-satunya cara yang membuat seseorang merasa dikhianati,” ujarnya.

Ia pun menambahkan, hal yang lebih menyakitkan dibanding perselingkuhan ini seringkali tak terdeteksi. Seseorang akan merasa bersedih, tersakiti, tanpa bisa mengetahui apa penyebabnya.

Lantas, apa yang lebih menyakitkan dibanding perselingkuhan? Jawabannya sangat sederhana, ujar Lucida. Hal yang bisa menyakiti secara perlahan ini adalah akumulasi dari interaksi negatif yang menunjukkan sikap egois, dingin, dan sikap tak adil saat berbicara pada pasangan.”

Baca: 6 Cara Melindungi Pernikahan dari Perselingkuhan

"Pada dasarnya, saat kita cenderung memenuhi kepentingan diri sendiri, maka ia akan menyabotase kebutuhan pasangan. Ini banyak sekali terjadi,” ujarnya.

Banyak pasangan merasa tak bahagia atas pernikahan tanpa mengetahui penyebabnya. Setelah ditelisik, ternyata yang menyebabkan kehampaan dan kehilangan gairah adalah sikap-sikap negatif pasangan tersebut. “Kekerasan, bukan hanya kekerasan fisik, tapi juga kekerasan emosional,” tambahnya.

Jika Anda sedang terjebak dalam hubungan negatif yang menghilangkan gairah, maka rasa pesimis dan “dikecilkan” ini akan terus berkumpul, sedikit-demi sedikit, hingga membuatnya terakumulasi, terpendam, dan keluar sebagai sikap dan perasaan negatif. Itulah yang lebih menyakitkan dibanding perselingkuhan.

“Ketika seseorang terlibat dalam interaksi negatif secara konstan di hubungannya, maka akan terus tercipta pikiran-pikiran negatif tentang pasangan. Bahwa pasangan kita egois, pasangan kita hanya memikirkan kesenangan sendiri, pasangan tidak pernah mendukung, atau bahkan terasa meremehkan hidup dan kebutuhan kita,” terang Lucida.

Ia menambahkan, ini adalah masalah besar. Yang pada akhirnya, akan lebih menyakitkan dibanding perselingkuhan. "Disadari atau tidak, ini menempati peringkat satu penyebab hubungan yang rusak!” Pasalnya, akumulasi sikap-sikap negatif yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari ini lebih lanjut ini akan memunculkan sikap putus asa, kehilangan rasa optimis dan percaya diri, juga membuat seseorang merasa tak diprioritaskan alias “dinomorsekiankan”. Ini jelas berujung pada rasa dikhianati, tapi bukan oleh pria atau wanita lain.