Migrain adalah sakit kepala berdenyut-denyut di satu area kepala. Sakit kepala yang satu ini sering disertai dengan rasa mual, muntah dan sensitif saat terkena paparan cahaya dan suara. Stres adalah salah satu penyebab terjadinya sakit kepala migrain.
”Nyeri karena migrain hanya bisa diobati 30 persen. Nyeri kepala ini memang paling sering dialami, terutama oleh perempuan,” ujar Dr. Alfred Sutrisno, SpBS, ahli bedah saraf dari RS Omni Alam Sutra.
Baca: Kenali Jenis Sakit Kepala, Sebelum Cari Obatnya
Tidak hanya itu saja, Dr. Alfred juga mengungkapkan bahwa anak bungsu dan sulung lebih sering terkena migrain. Menariknya fenomena ini bukan sekedar mitos belaka, melainkan dapat dijelaskan secara medis, seperti yang diutarakan oleh Dr. Alfred.
Baca: Waspadai Jenis Sakit Kepala Sesuai Tingkatannya
“Tahukah Anda, anak bungsu, anak sulung anak tunggal paling sering terkena migrain. Kenapa demikian? Mereka ini paling disayang orang tua, sehingga ambang stres yang dialami lebih rendah dibanding anak tengah. Hal-hal kecil mungkin sudah bikin stres bagi mereka," papar dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut seputar mayoritas penderita sakit kepala migrain.
Baca: Merokok Sebabkan Sakit Kepala?
Pain management dapat dilakukan untuk membantu mengatasi nyeri. "Dokter akan memanipulasi agar rasa nyeri itu tidak mengganggu," katanya. Prosedur manajemen nyeri ini mirip seperti akupuntur. "Tetapi titik yang disasar langsung menuju saraf yang diterapi menggunakan radio frekuensi untuk mengatasi nyeri," papar dokter yang belajar soal nyeri di banyak negara itu.
Kontributor Health, Dhorothea/Kompas.com