Mencari Teman Kencan di Internet, Kenapa Tidak?

By nova.id, Kamis, 27 Agustus 2015 | 07:41 WIB
Love Scam Alert (nova.id)

unga (27) sedang asyik memelototi laptopnya. Ia tampak serius, seolah tak mau diganggu.

Beberapa saat kemudian, ia tersenyum sambil terus menatap layar laptopnya. Di ruang kerjanya itu, ia bukan sedang mengerjakan tugas kantor. Akan tetapi, ia asyik chatting dengan orang yang baru dikenalnya. Setiap pagi, sebelum disibukkan dengan pekerjaan, ia menyempatkan untuk berkomunikasi secara online di dunia maya.

Ya, seiring perkembangan teknologi dan informasi saat ini, semakin mempermudah kita untuk berkomunikasi. Tanpa mengenal adanya batas waktu, wilayah, jarak, dan lain sebagainya. Tinggal klik, buka laptop atau komputer pribadi bahkan tinggal mengoperasikan aplikasi di gadget, kita sudah bisa bercakap dengan orang lain saat ini juga dimanapun ia berada.

Tidak sekadar berkenalan, mengetahui aktivitas, pekerjaan, minat, dan hobinya. Bahkan, komunikasi di antara dua orang yang baru saling mengenal ini seiring waktu terciptalah hubungan interpersonal yang lebih intim. Alhasil, muncul istilah “kencan virtual” atau pasangan di dunia maya yang dijalin melalui berbagai website online dating, social media, chat room, e-mail, newsgroup, dan lain sebagainya. Perlu diakui, fenomena mencari teman kencan di internet memang sudah bukan hal tabu lagi.

Baca: Zola Yoana: Perintis Biro Jodoh Modern Heart, 80 Persen Berhasil Dijodohkan

Menurut Anggun Meylani Pohan, M. Psi., Psi. Psikolog dan Senior Consultant di PT. Multi Human Cendekiawan, sekarang ini keberadaan online dating websites menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan beberapa penelitian di Inggris mengatakan bahwa sebagian besar dari pasangan-pasangan yang mencari teman kencan di internetsetelah pertemuan pertama mereka, pasti akan memutuskan bertemu kembali untuk pertemuan selanjutnya.

Ini menunjukkan, online dating menjadi sarana mencari teman kencan atau bahkan jodoh yang cukup diminati.

Memang dengan adanya kecanggihan teknologi informasi, memudahkan seseorang untuk mencari teman kencan di internet, melalui situs-situs atau portal perkenalan. Melalui portal perjodohan di dunia maya, secara praktis dan mudah, individu dapat mencari pasangan yang dirasakan sesuai dan tepat dengan dirinya karena terdapat data pribadi, foto, dan lain sebagainya.

Bahkan sangat memungkinkan bagi seorang individu dapat bertemu kembali dengan orang-orang istimewa di masa lalunya, sehingga terjadi CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali).

Mencari pasangan ideal dan cinta di dunia maya, menjadi hal yang lumrah saat ini, meskipun tak sedikit pula yang meragukan keberhasilannya. Hal tersebut dapat dimaklumi karena banyaknya penipuan yang terjadi di dunia online. Alih-alih mendapat jodoh idaman, malah terkena tipuan sampai merugikan secara materil.

Baca: Begini Caranya Jika Ingin Cari Jodoh Saat Makan Siang

Bagi kebanyakan orang di Indonesia, umumnya memandang bahwa para pelaku online dating alias mereka yang mencari teman kencan di internet sebagai individu yang merasa insecure (tidak nyaman) terhadap dirinya sendiri atau orang-orang yang merasa sudah putus asa dalam mencari pasangan.

Namun lain halnya bagi pelaku online dating dari negara-negara Barat. Mereka memandang bahwa online dating hanya sebagai perantara untuk bertemu jodoh atau mencari pasangan secara praktis.

Anggun mengatakan, sebetulnya sah-sah saja bagi seorang individu, terutama yang masih lajang, untuk berusaha mencari teman kencan di internet alias melalui dunia maya. Dengan keterbatasan waktu karena sibuk bekerja, pendekatan yang dilakukan sejauh ini mungkin sebatas melalui dunia online. Kencan secara online memang praktis. Bila ternyata keduanya merasa ada kecocokan, bisa dilanjut dengan “kopi darat” atau bertemu langsung, terserah kedua individu yang bersangkutan.

Nah, tapi harus diakui bahwa sarana online dating juga mau dapat menjadi sarana awal perselingkuhan, bagi mereka yang sudah berpasangan. Terutama bagi individu yang sekadar iseng kemudian karena merasa nyaman dan cocok ketika berkomunikasi secara virtual, ujung-ujungnya bisa terlibat dalam perkara perselingkuhan.

Hilman Hilmansyah