Raya dan Dito adalah pasangan suami istri yang sebentar lagi akan menyambut kelahiran bayi pertama mereka. Sejak mengetahui dirinya hamil, Raya rajin memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu mengenai bayi baru lahir dan pola asuh yang tepat. Raya pun kerap berbagai ilmu yang ia dapatkan kepada suaminya. Di dalam benak Raya, ia bertekad untuk melakukan apa pun demi bayinya sesuai dengan ilmu yang ia dapatkan. Bagi Raya, idealisme ibu baru yang demikian diharapkan bisa membuat semua berjalan lancar.
Selain penantian yang diiringi rasa bahagia, Raya sebenarnya juga merasa khawatir. Ia sering bertanya kepada dirinya sendiri, “Apakah saya mampu menjadi ibu yang baik bagi anak saya?” misalnya.
Baca: Benarkah Ibu Muda Lebih Kompetitif?
Apa yang dialami Raya bukan tidak mungkin pernah atau sedang terjadi pada diri Anda. Di awal kehamilan, Anda banyak membaca buku, berdiskusi, hingga menyimak blog atau forum berjam-jam. Idealisme ibu baru terasa sangat membara di diri Anda. Namun pada sebagian orang, sekalipun bekal berupa ilmu sudah dihafal di luar kepala, bisa saja realitanya tak seindah bayangan. Bisa juga, malah berujung pada rasa kebingungan dengan banyaknya informasi yang didapatkan.
Misalnya, ketika informasi mengenai topik yang sama ternyata berlawanan. “Anda harus memilah-milih informasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi diri, serta yang membuat diri nyaman menjalani informasi tersebut,” saran Menurut Psikolog Klinis, Dessy Ilsanty M.Psi., psikolog pemilik situs www.dessyilsanty.com.
Bicara mengenai informasi mengenai bayi baru lahir, saat ini ibu hamil bisa mendapatkannya dari berbagai sumber. Selain buku, para ibu hamil biasanya “berkumpul” di forum atau komunitas tertentu.
Berkaitan dengan saran Dessy di atas, tak semua saran dari buku atau forum tersebut yang pasti cocok dengan Anda dan utamanya, bayi Anda.
Sebut saja penggunaan soft cup feeder untuk memberikan ASI. Maksud penggunaan alat ini sangatlah positif yaitu agar bayi baru lahir belajar menelan ASI dengan baik dan menghindari bingung puting. Bisa saja bayi Anda malah tidak nyaman sehingga banyak ASI terbuang. Lalu, apa yang harus dilakukan saat ibu baru menghadapi dilema semacam ini? Di satu sisi, ada sebuah idealism sang ibu baru. Namun di sisi lain, bayinya tak nyaman.
“Idealisme pada ibu baru adalah upaya menghindari terjadinya kesalahan yang mengakibatkan hal negatif pada anak. Terbatasnya pengalaman menjadi ibu juga membuat ibu membutuhkan panduan yang lebih jelas. Oleh karena itu, perkuat pemahaman bahwa setiap anak adalah unik dan tidak sama dengan yang lain. Artinya, satu informasi tertentu belum tentu cocok bagi anak sendiri. Jadi, perbanyak lagi informasi untuk menemukan yang cocok untuk Sang Anak.”
Dessy pun menambahkan bahwa, “Ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Setiap anak adalah individu yang unik. Satu teori tidak bisa dipukul rata atau disamakan untuk semua anak. Bukan berarti teorinya yang salah, lho, namun belum tentu cocok dengan anak kita. Secara umum, orangtualah yang lebih bisa memahami anaknya sendiri.”
Baca: Terkait Pola Asuh, Mengapa Ibu Muda Saling Bersaing?
Ia pun menegaskan bahwa saat Anda menjadi ibu, ubahlah pemahaman Anda tentang idealisme agar Anda, bayi, hingga suami tidak tertekan. “Pemahaman tentang idealisme perlu diubah. Ideal bagi siapa? Jika tidak ideal bagi anak, apakah pantas untuk dipertahankan idealismenya? Apa gunanya mempertahankan idealisme ibu jika anak malah tidak senang? Jika memang tidak ideal bagi anak sendiri, bukan berarti ibu tidak berhasil menerapkan idealisme. Ubah saja idealisme menjadi yang lebih cocok dengan anak dan diri sendiri.”
Soca Husein