Sebagai orang tua tentu ingin memberi yang terbaik untuk putra-putri Anda. Masalahnya, tidak semua yang terbaik itu dia sukai. Sebab naluri berbelanja dan mengkonsumsi adalah naluri natural manusia, terutama anak-anak. Sebab itu kita harus mengingatkan dan mendidik anak-anak mengenai keuangan. Bicara mengenai keuangan anak-anak, kira-kira ada dua kemungkinan tentang darimana dia mendapatkan uang.
Pertama, adalah uang dari orang tuanya. Uang ini kemungkinan besar adalah uang untuk transportasi atau jajan di sekolahnya. Kemungkinan kedua adalah, dia mulai belajar berdagang. Dengan modal yang diberikan oleh orang tua atau anggota keluarga yang lain, dia mulai berdagang ke teman-temannya di sekolah. Misalnya berdagang pernak-pernik, kue-kue kecil, atau berbagai jenis lainnya yang cocok untuk dibeli oleh anak-anak sekolah.
zakat. Yang besarnya adalah 2,5% alias 1/40 dari harta yang kita miliki. Dengan mengajarkan anak-anak mengenai “for giving”. Boleh dimasukkan ke dalam kotak sumbangan di masjid, atau di tempat keramaian seperti mall atau trade center. Bisa juga untuk membeli makan nasi kotak kemudian dibagikan kepada mereka yang bekerja di jalanan seperti tukang sapu, tukang parkir, tambal ban, dan sebagainya.
Kategori Pengeluaran Anak
Berbagi adalah istilah lain dari “giving”. Pemecahannya bisa 2 cara. Yaitu dikeluarkan zakatnya setelah berhasil menutup (closing) penjualan. Jadi setelah anak-anak berhasil melakukan eksperimen penjualan. Atau setelah harta tersebut berusia satu tahun. Misalnya tabungan anak dalam jumlah tertentu sudah berusia satu tahun. Maka boleh dikeluarkan zakatnya sebesar 1/40 dari saldo rekeningnya.
Jadi pembagian pengeluaran keuangan untuk anak-anak terbagi dua kategori. Yaitu yang segera akan digunakan, kita masukkan ke dalam kelompok “for now”. Alias alokasi untuk belanja dan konsumsi. Sedangkan untuk alokasi yang tidak mendesak, kita kategorikan dalam kelompok “for later”. Bisa juga kita sebut dengan alokasi untuk simpanan. Satu lagi kategori yang harus kita ajarkan kepada putra-putri kita di rumah adalah yaitu alokasi “for giving”. Yaitu bahwa uang tidak hanya untuk belanja dan konsumsi kita saja. Melainkan uang juga bisa berfungsi sebagai sarana beribadah kita; dengan cara men-zakat-kannya kepada orang lain yang membutuhkan.
Jauhkan Anak Dari Sifat Boros
Demikian ilmu dan informasi penting dalam pembentukan karakter putra-putri anda. Yaitu agar nantinya ketika dewasa mereka tidak menjadi pribadi yang boros. Sifat buruk seperti boros dapat menyulitkan diri sendiri, pasangan mereka (nantinya), dan keturunan mereka (di kemudian hari). Serta agar mereka nantinya mampu memanfaatkan semaksimal mungkin dana yang berhasil mereka kumpulkan. Jangan ragu untuk membuatkan anak produk tabungan untuk melatihnya agar mampu mengatur keuangan dengan baik. Sekarang sudah semakin mudah kok mendapatkan tabungan anak dari bank BII, CIMB Niaga atau Permata dengan membandingkan secara online di situs keuangan pribadi cermati.com!