Perakit Jam yang Sempat Diduga Bom Itu Dapat Pesan Dari Pendiri Facebook

By nova.id, Jumat, 18 September 2015 | 02:08 WIB
Ahmed Mohamed (nova.id)

Kasus Ahmed Mohamed, bocah Muslim 14 tahun yang ditahan kepolisian karena membuat jam digital, mengundang perhatian masyarakat dunia. Lewat ranah maya, netizen menyuarakan kekecewaan, kesedihan, kemarahan, dan perasaan lainnya atas ketidakadilan yang diterima Ahmed.

Pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg pun mendukung perakit jam itu dengan caranya sendiri. Ia menuliskan pesan sekaligus pujian terhadap Ahmed melalui laman Facebook miliknya.

"Memiliki bakat dan ambisi untuk membangun sesuatu harusnya diapresiasi, bukannya dipenjara," tulis Mark Zuckerberg pada laman Facebook-nya.

CEO muda yang tak lulus kuliah ini juga mengatakan, dunia nantinya tak akan lebih baik tanpa inovasi cemerlang dari generasi muda. "Masa depan ada di tangan orang-orang seperti Ahmed," katanya.

Zuckerberg juga mengundang Ahmed untuk berbincang santai di kantor jejaring sosial miliknya. "Ahmed, kalau kau bersedia ke Facebook, saya pasti senang," kata sang CEO.

Baca juga: Luar Biasa! Gadis Ini Lebih Genius dari Albert Einstein dan Stephen Hawking

Mengakhiri tulisannya, Zuckerberg berpesan agar Ahmed tak menyerah dengan berbagai halangan yang dihadapi. "Teruslah berkarya," ujarnya.

Di Twitter, dukungan netizen terhimpun melalui tanda pagar #IStandWithAhmed. Dari masyarakat akar rumput, industri TI, para CEO, hingga politisi, menyemangati Ahmed melalui kicauan masing-masing. Antara lain Hillary Clinton, Google Science Fair, Pebble, Jack Dorsey, Aaron Levie, hingga Presiden AS Barrack Obama.

Diketahui, jam digital Ahmed sebelumnya diduga bom rakitan. Pihak sekolah akhirnya memanggil polisi untuk menahan siswa SMA tersebut.

Saat ini, Ahmed telah dilepaskan karena tak terbukti bersalah. Ayah Ahmed mengemukakan kekecewaannya terhadap pihak sekolah. Ia menduga anaknya dicurigai karena bernama Mohamed dan merupakan seorang Muslim.

Dewan Hubungan Amerika-Islam pun tak menampik dugaan ayah Ahmed. "Saya rasa ini tidak akan dipertanyakan bila namanya bukan Ahmed Mohamed," kata anggota dewan Alia Salem.

Reza Wahyudi Kompas.com