Trauma, Ibunda Bocah yang Tewas Dalam Kardus Perlu Penanganan Khusus

By nova.id, Selasa, 6 Oktober 2015 | 11:30 WIB
Kadiv Humas Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Anton Charli usai mengunjungi rumah duka PNF (9) (nova.id)

Ibunda PNF (9), bocah perempuan korban pembunuhan yang ditemukan tewas dalam kardus, mengalami trauma berat. Dia mendapat bantuan pendampingan psikologi dari Polri. 

"Kondisi orangtua yang paling urgent yang harus kami tangani ya. Kami mendatangkan psikolog karena trauma ini kan bisa berkepanjangan jadi harus segera ditangani," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Anton Charli.

Hal itu dikatakan Anton saat mendatangai kediaman PNF, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (6/10/2015).

Menurut Anton, keluarga korban, terutama ibu dan kakaknya, perlu mendapat penanganan khusus. Tim psikologi yang datang bersama Anton pun mendalami kondisi keluarga untuk mengetahui terapi-terapi yang diperlukan keluarga korban.

Baca juga: Ayah Bocah Dalam Kardus Akui Tetangganya Diperiksa Polisi

"Jika kita lihat memang perlu adanya satu penanganan khusus, terutama ibunya. Semenjak kejadian, ibunya itu belum makan, jadi mungkin perlu diinfus. Demikian juga untuk mungkin kejiwaan dan psikologisnya juga perlu penanganan khusus," kata Anton.

Anton mengatakan, penangangan psikologis tersebut akan didampingi oleh KPAI dan Komnas Perlindungan Anak. Dewan Konsultatif Nasional Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi yang mendampingi Anton membenarkan hal tersebut. Pihaknya akan melakukan pendampingan hingga kasus tersebut tuntas.

"Pertama sampai tertangkap pelakunya. Kedua, sampai keluarga korban, khususnya ibu korban, itu sampai betul-betul sampai tampil sehat dan percaya diri," kata Seto.

Selain bersama Kak Seto, Anton juga datang bersama Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh, Sekretaris KPAI Erlinda, dan jajaran kepolisian Polda dan Polres Metro Jakarta Barat.

Nursita Sari / Kompas.com