Sempat Hidup Mewah, Tersangka Pembunuh Bocah dalam Kardus Ternyata Anak Seorang Pengusaha

By nova.id, Senin, 12 Oktober 2015 | 03:33 WIB
Tersangka pembunuh PNF, Agus Darmawan (memakai baju tahanan berwarna kuning). (nova.id)

Agus Darmawan (37), tersangka pembunuh bocah dalam kardus, sejak kecil sudah tinggal di komplek Citra 1, Kalideres, Jakarta Barat. Dia mulai tinggal sejak sang ibu menikah dengan ayah tirinya pada 30 tahun lalu.

Sejak kecil, Agus hidup berkecukupan karena ayah tirinya, Haji Hericong adalah seorang pengusaha di bidang pertanahan. "Bapak tiri Agus itu masih kerabat pengusaha property ternama," kata Hendra yang tinggal di depan rumah Agus, komplek Citra 1, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (10/10).

Semasa sekolah, meski hidup dalam keadaan terbilang lebih mewah dari warga sekitar, Agus dikenal tidak sombong. "Orangnya, kalau dibandingkan dengan warga sini, jauh (keadaan ekonominya), tapi dia berbaur," kata Agus Hermansyah, Ketua RW 07, Kalideres, Jakarta Barat, pada kesempatan yang sama.

Baca juga: Trauma, Ibunda Bocah yang Tewas Dalam Kardus Perlu Penanganan Khusus

Ayah korban, Asep Saipullah, yang juga teman kecil Agus, menyebutkan, saat remaja kehidupan Agus tergolong mewah. Ketika anak sebayanya di komplek Citra, belum memiliki video game dan pemutar video, Agus sudah dibelikan oleh orangtuanya. "Waktu kecil, kami sering nonton film di rumah Agus, karena di komplek ini cuma dia yang punya," kata Asep.

Bocah dalam kardus berinisial PNF ini ditemukan tewas mengengaskan. Jenazahnyaditemukan terbungkus di kardus kawasan Kampung Belakang, Jalan Sahabat RT/RW 06/05, Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (2/10) sekitar pukul 22.30 WIB.

Agus yang kemudian terungkap sebagai ketua geng Boel Tacos in dikenakan pasal 340 KUHP juncto pasal 338 KUHP dan pasal 76 D juncto pasal 81 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman mati.

Ketua RW setempat, mengungkap, Agus saat remaja sudah berkecukupan, berbeda dengan remaja seusianya saat itu. Agus sudah mengedarai motor bermerek. "Orang-orang sini belum naik motor, dia sudah naik motor jenis Ninja," katanya

Valdy Arief Tribun