Selain selalu mendengarkan cerita anak tentang kesehariannya di sekolah, ada baiknya juga mengenal teman-temannya. Tujuannya agar Anda juga bisa memahami pergaulan anak. Selain itu, golongan pelaku bully pun akan lebih segan bila mengetahui hubungan sang teman dan orangtuanya berjalan baik.
5. Ajari anak untuk berani berkata TIDAK
Sikap ini sangat diperlukan agar anak tak jadi sasaran tukang bully. Sejujurnya, pelaku bully pun akan berpikir dua kali membuat masalah dengan anak yang "memiliki sikap". Maka ajarkan pada buah hati, jika ada teman yang menyakitinya, mengungkapkan perasaan ketidaksukaannya dengan baik dan tenang.
Baca: Ini Ciri Anak Menjadi Korban Bullying dan Cara Anda Menyikapinya
Beri pengertian
Jika anak menjadi korban bullying, Susanto menyarankan agar tidak frontal melawannya. “Karena justru akan menimbulkan masalah baru, bahkan anak bisa terluka. Lebih baik langsung mengomunikasikan atau melaporkan kepada orang terdekat yang bisa dipercaya agar ia terlibat untuk mencegah. Namun sayangnya, seringkali tak sedikit orang terdekat abai terhadap bullying.”
Menurut Susanto, orangtua adalah guru utama dan pertama. “Jadi agar anak tidak menjadi pelaku atau korban bullying, orangtua harus menjelaskan apa itu bullying, apa dampak dan bahayanya, bagaimana cara menghindari bullying serta membiasakan anak agar tak menjadi pelaku serta korban bullying.”
Selain orangtua, Susanto juga mengimbau agar pihak sekolah lebih berperan aktif untuk mencegah terjadinya bullying di lingkungan belajar. “Pihak sekolah harus membangun perspektif yang sama antara tenaga pendidik dan kependidikan tentang bullying, mengedukasi siswa agar tidak menjadi pelaku dan korban bullying, membangun mekanisme penanganan jika ada bullying, serta menyinergikan peran sekolah dan orangtua agar terlibat dalam pencegahan bullying.”
Sri Isnaeni