Berat Badan Tinggal 18 Kilogram, Rachel Farrokh Berhasil Sembuh dari Anoreksia

By nova.id, Selasa, 3 November 2015 | 11:30 WIB
Kisah Perjuangan Rachel Farrokh Sembuh dari Penyakit Anoreksia (nova.id)

Awal tahun 2015 ini pengidap anoreksia berat, Rachel Farrokh membuat permohonan kepada dunia untuk membantunya. Perempuan yang berhasil melawan anoreksia berat yang diidapnya. Kini, setelah berhasil ia pun bekerja untuk membantu yang lain.

Saat Rachel Farrokh yang berhasil sembuh dari penyakit anoreksia mem-posting videonya di YouTube pada bulan April, berat badan Rachael hanya sekitar 18 kilogram dan sekarat. Wanita berusia 37 tahun ini tampak seperti kumpulan tulang dengan tinggi badannya yang mencapai 173 cm.

Di video tersebut Rachel Farrokh yang melawan penyakit anoreksia hanya berbaring di tempat tidur, bernapas pendek-pendek, dengan kulit yang menonjolkan tulang-tulangnya. Meski penampilannya tampak mengenaskan, tapi kemauannya untuk sembuh sangat kuat.

Baca: Ketika Seorang Penderita Anoreksia Hamil

Ia membutuhkan uang untuk pengobatannya, dan dunia menjawabnya dengan terkumpulnya donasi mencapai 200.000 dollar AS atau sekitar 2,7 miliar rupiah, melalui laman GoFundMe di media sosial. Sebulan setelah ia menanyangkan video tersebut, kepada CNN Rachael mengatakan bahwa waktunya sangat terbatas. Tanpa bantuan banyak orang, ia akan kalah melawan penyakit ini.

Sejak saat itu ia pun memulai pengobatan dan hasil transformasinya sangat luar biasa. Ia menjalani terapi di California sampai Portugal. Para pendukungnya pun bisa mendapat berita terbaru mengenai perkembangan pengobatannya di laman Facebooknya.

Di akhir Oktober ini Rachael terbang dari Portugal ke Washington, AS, untuk menghadiri pertemuan March Againts Eating Disorder. Dalam wawancara dengan sebuah televisi ia tampak jauh lebih segar dan sehat.

Baca: Sekarang, Model Bertubuh Super Kurus Dilarang Tampil di Perancis!

Ia pun berjanji untuk menggunakan platform yang ia pakai sebelumnya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan anoreksia.

"Saya punya keluarga besar, yaitu seluruh dunia. Mereka menerima saya dalam pelukan besar. Pikiran saya jauh lebih jernih dan pola pikir yang baru telah terbentuk," katanya. Ia mengatakan saat ini masih menjalani pengobatan, tapi ia berjanji tak akan menyia-nyiakan kesempatan kedua dalam hidupnya ini.

Lusia Kus Anna/KompasHealth