Seringkali perempuan menganggap remeh gejala sakit kepala, kelelahan dan kondisi lainnya saat pra menstruasi sindrom atau PMS. Padahal, studi terbaru menemukan bahwa pra menstruasi sindrom bikin perempuan berisiko terserang hipertensi di kemudian hari.
Studi ini didasarkan pada penelitian yang mendapatkan bahwa perempuan yang mengalami pra menstruasi sindrom lebih berisiko terkena penyakit darah tinggi. Penelitian tersebut melibatkan 1.250 perempuan dengan PMS dan 2.500 perempuan dengan sedikit gejala menstruasi pada tahun 1991 sampai 2005, dengan usia 25 sampai 42 tahun. Dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara gejala pra menstruasi dengan risiko hipertensi.
Baca: Wanita Makan Lebih Banyak Menjelang Menstruasi?
Hasilnya, ternyata perempuan yang mengalami PMS dengan usia di bawah 40 tahun memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk menderita hipertensi di kemudian hari.
Mekanisme yang menghubungkan gejala pra menstruasi dengan darah tinggi masih belum jelas. Tapi, penulis studi ini mengatakan bahwa hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan pembuluh darah antara perempuan yang mengalami PMS dan yang tidak.
Baca: Keseringan Olahraga Dapat Merusak Siklus Menstruasi dan Kesuburan
Menariknya, dalam penelitian yang sama, para ilmuwan juga menemukan bahwa perempuan yang mengonsumsi vitamin B thiamin dan riboflavin memiliki risiko terserang hipertensi lebih rendah. Makanya, sangat dianjurkan bagi para perempuan untuk meningkatkan asupan vitamin B demi mengurangi gejala menstruasi dan hipertensi.
Baca: Normalkah Jika Darah Mens Bergumpal-gumpal dan Menghitam?
Agra Winona/intisari-online.com Sumber: Livescience