Inilah Jenis Pekerjaan yang Bikin Otak Tetap Sehat Hingga Tua

By nova.id, Kamis, 26 November 2015 | 10:15 WIB
Inilah Jenis Pekerjaan yang Bikin Otak Tetap Sehat Hingga Tua (nova.id)

Bicara masalah kesehatan otak, tentu risiko terserang penyakit semacam stroke, demensia hingga alzheimer merupakan ancaman terbesar bagi manusia usia lanjut. Tidak heran, segala cara dilakukan oleh banyak orang untuk terus menjaga kesehatan otak.

Jurnal Neurology menunjukkan bahwa ada jenis pekerjaan yang bikin otak tetap sehat hingga tua. Diantaranya ialah ahli bedah, petugas pengawas hukuman percobaan, pengacara, psikoterapis, desainer grafis, arsitek, dan wartawan.

Baca: 5 Manfaat Tidur untuk Kesehatan Otak

Ya, pekerjaan yang bikin otak tetap sehat hingga tua ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan di Skotlandia University of Edinburgh. Penelitian tersebut menguji kemampuan kognitif, memori dan kecepatan pemrosesan, baik dalam hal pekerjaan yang berkaitan dengan data maupun cara berinteraksi pada orang-orang.

Selanjutnya, para peneliti membandingkan semua itu dengan tes IQ yang telah dilakukan saat subjek masih berusia 11 tahun. Pasalnya, pada saat yang sama, hampir semua anak-anak Skotlandia menyelesaikan sesuatu yang disebut survei mental Skotlandia.

Baca: Kesehatan Saluran Cerna Pengaruhi Perkembangan Otak

Hasilnya, subyek yang memiliki pekerjaan di mana mereka harus menganalisis dan mengambil data seperti matematika dan insinyur sipil, menunjukkan kemampuan kognitif yang lebih baik pada usia 70.

Hal yang sama terjadi pada orang-orang yang bekerja pada tugas-tugas yang rumit dengan orang-orang, seperti mentoring, konseling, pelatihan atau negosiasi. Hakim, pekerja sosial dan petugas percobaan juga termasuk di dalamnya.

Baca: Jaga Kesehatan Fungsi Otak dengan Strategi 1-4-4-2

Studi-studi lain telah mencapai kesimpulan yang sama, yakni gunakan otak Anda atau mulai kehilangannya. Namun demikian, studi ini menemukan bahwa peserta tampaknya mendapatkan kekuatan otak tambahan setelah mengambil pekerjaan yang lebih kompleks. Terlihat dari perbedaan fungsi kognitif kecil, sekitar 1% -2%, namun memiliki arti yang signifikan.

Ade Sulaeman/intisari-online.com Sumber: Forbes