erempuan memiliki potensi dan akan terus menjadi sosok inspiratif yang mengagumkan, tidak hanya bagi keluarganya, namun juga bagi lingkungan sekitarnya. Berangkat dari kesadaran itulah, Tabloid NOVA konsisten menggelar acara membanggakan Perempuan Inspiratif NOVA (PIN) dari tahun ke tahunnya, sebagai bentuk apresiasi terhadap perempuan hebat dari seluruh Indonesia.
Perhelatan PIN yang tahun ini mengangkat tema ‘Berkarya Dengan Cinta’ dilakukan selama dua hari, Sabtu dan Minggu (5 dan 6 Desember 2015). Sebelumnya, proses penjurian dilakukan pada Kamis (19/11) dengan dewan juri yang terdiri dari tim redaksi dan publisher Tabloid NOVA, Wulan Tilaar, serta dua orang alumni PIN, yaitu MIra Julia (Pemenang PIN Tahun 2013 Kategori Perempuan dan Teknologi) dan Tenny Haryati (Pemenang PIN Tahun 2014 Kategori Perempuan dan Wirausaha).
Rangkaian acara dimulai Sabtu (5/12) di Restoran Palada, Grand Indonesia, Shopping Town West Mall, Jakarta Pusat, Sabtu (5/12/2015). Acara belum dimulai, cerita menarik bermunculan dari para pemenang. “Saya baru pertama kali ini ke Jakarta,” ujar Sonta Leonarda Boru Situmorang, peraih PIN 2015 Kategori Perempuan dan Seni Sosial Budaya yang datang dari Kabupaten Samosir, Sumatra Utara. Penenun ulos tradisional ini mengaku sangat senang menjadi salah satu pemenang PIN dan bisa datang ke Jakarta.
Sri Mulyani, pemenang PIN 2015 Kategori Perempuan dan Lingkungan ternyata sempat ketinggalan pesawat menuju Jakarta sehingga harus membeli tiket lagi demi menghadiri acara ini.
Seru dan penuh pengalaman, begitulah kesan yang dirasakan kedua belas perempuan hebat yang selama dua hari dijamu Tabloid NOVA di Jakarta. Mereka kompak mengenakan kaus berwarna hijau bertuliskan NOVA, lengkap dengan bros kebanggaan bertuliskan ‘Perempuan Inspiratif NOVA 2015.’
Setelah semua datang dari daerah masing-masing, acara segera dimulai dengan dipandu Dolly Pane. Diawali sambutan dari Editor In Chief Tabloid NOVA, Iis R Soelaeman, yang mengungkapkan keharuannya atas perjuangan ke-12 pemenang PIN 2015. “Cinta dan kesederhanaan menjadi modal meraih prestasi ibu-ibu ini. Prestasi ini akan berpengaruh, minimal ke pasangan, keluarga, dan masyarakat sekitarnya. Selain itu juga menambah wawasan baru untuk saling berbagi dengan sesama pemenang lainnya,” kata Iis.
Usai sambutan, para pemenang PIN memperkenalkan diri satu persatu. Baru mendengar perkenalan mereka saja sudah tertangkap bagaimana besar dan beratnya perjuangan mereka. Kisah mereka juga sangat mengharukan.
Maizidah Salas. Perempuan 39 tahun asal Wonosobo, Jawa Tengah, ini kenyang dengan pengalaman pahit sepanjang hidupnya. Namun, pengalaman pahit itu justru kemudian ia jungkirkan dan malah menjadi titik balik untuk meraih sukses. Ia pernah diperkosa kakak kelasnya saat mengikuti kegiatan Pramuka, dan kemudian dipaksa menikah dengan pemerkosanya itu. Tak tahan dengan KDRT yang dialami setiap hari, ia memutuskan menjadi buruh migran. Pulang dari Taiwan, perempuan hebat kelahiran 10 Februari 1976 ini akhirnya bisa memberdayakan buruh migran lainnya, khususnya di Wonosobo, Jawa Tengah.
Berikutnya Sonta Leonarda Boru Situmorang, dengan bahasa Indonesia yang terpatah-patah, ia mengungkapkan rasa bahagianya karena ini adalah kali pertama ia menjejakkan kaki di Ibu Kota. Sonta mengabdikan dirinya untuk mempertahankan ulos di tanah kelahirannya, Samosir, Sumatra Utara. Setiap hari ia menenun mulai pukul 08.00-23.00 WIB. Bukan sekadar melakoni pekerjaan, setiap kali mau menenun sebuah ulos, ia memulainya dengan berjalan-jalan mengitari keindahan alam sekitar tepi danau Toba, lalu ia bersemedi untuk mencari ilham dan motif yang cocok. Sonta berprinsip bahwa menenun sebuah ulos bukan untuk mencari keuntungan, tetapi lebih untuk mempertahankan nilai-nilai luhur dari budaya Batak.
Cerita tak kalah dramatis dituturkan Heni Sri Sundani. Berjalan kaki selama empat jam untuk bisa sampai ke sekolah dilakoninya setiap hari. Ia adalah pembelajar sejati yang haus akan pendidikan. Bahkan untuk mendapat gelar sarjana, ia rela menjadi buruh migran di Hong Kong. Lulus sarjana ia kembali ke kampungnya dan membuat gerakan #anakpetanicerdas. Awalnya hanya 70-an anak dari 2 kampung, kini ada 800-an anak dari 10 kampung yang mendapat uluran tangannya melalui pendidikan gratis.
Ada juga Nissa Wargadipura, pemenang Kategori Perempuan Dan Lingkungan yang pada tahun 2009 mendirikan Pesantren Ath Thariq, sebuah pesantren berkonsep ekologi. Jadi, selain belajar mengaji, para santri juga belajar cara bertani organik dengan memelihara berbagai habitat di dalamnya untuk menjaga ekosistem. “Saya sama sekali tidak memikirkan mendapatkan penghargaan karena saya hanya ingin bekerja dan bekerja saja,” tandas Nissa.
Setelah perkenalan, acara dilanjutkan dengan makeup class oleh tim pengajar dari Sariayu Martha Tilaar dan berbelanja ke Martha Tilaar Shop. Para pemenang PIN begitu bersemangat karena mendapatkan voucher gratis.
Usai berfoto bersama, rombongan melanjutkan perjalanan ke Hotel Double Tree by Hilton, Jakarta untuk bersiap-siap menghadiri Malam Penganugerahan PIN 2015. Kehebohan pun terjadi tatkala mereka harus antre untuk didandani dan berganti pakaian bertema Touch of Indonesia.
Tepat sekitar pukul 19.30 WIB, Malam Penganugerahan PIN 2015 dibuka dengan tarian Ondel-Ondel yang dibawakan oleh delapan anak berusia sekitar 8 – 9 tahun dari Sekolah Seni Gratis Belantara Budaya Indonesia. Selanjutnya Pemimpin Redaksi Tabloid NOVA Iis R Soelaeman memberikan sambutannya. Para tamu undangan khusus tampak hadir seperti seperti Martha Tilaar dan perwakilan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Dewi Yuni Muliati.
“Terimakasih kepada Tabloid NOVA, sebagai media perempuan terbesar yang kerap mengangkat isu-isu mengenai perempuan dan anak,” ujar Dewi. “Diharapan Tabloid NOVA bisa terus mengangkat isu perempuan dan anak di seluruh Indonesia. Kepada para penerima anugerah kami ucapkan selamat. Semoga ke depan perempuan Indonesia bisa lebih maju lagi,” puji Dewi.
Malam penganugerahan Perempuan Inspiratif NOVA 2015 ini mendadak berubah menjadi haru. Betapa tidak, masing-masing pemenang diminta untuk naik panggung dan menceritakan latar belakang diri serta perjuangan mereka untuk mewujudkan program yang digagas bagi lingkungannya.
Selesai mendengar kisah masing-masing pemenang yang mengharukan sekaligus penuh perjuangan, seisi ruangan dikejutkan dengan kehadiran penyanyi Hedi Yunus. Tiga buah lagu, yakni Prahara Cinta, Maafkan, dan juga Kekasih Sejati.
Tibalah puncak acara yakni, penyerahan piala, voucher dan paket perawatan oleh oleh Pemimpin Redaksi Tabloid NOVA Iis R Soelaeman, Martha Tilaar dan Dewi Yuli Muliati.
Hari kedua, Minggu (6/12), usai sarapan, peserta mengikuti session sharing dengan psikolog kenamaan, Rieny Hassan. Beragam kisah muncul di sana. Satu per satu dari mereka tak sungkan berbagi dengan maksud agar bisa saling menginspirasi.
“Saya selalu mengapresiasi acara seperti ini karena saya tahu, saya akan bertemu dengan perempuan luar biasa. Di dalam keterbatasan setiap orang, pasti tersimpan kelebihan. Dan saya percaya itu ada di dalam diri ibu-ibu sekalian,” ujar Rieny Hassan membuka diskusi.
Puas selama dua jam berbincang dengan Rieny Hassan, para pemenang kemudian diajak mengunjungi Sasana Tresna Werdha Karya Kasih di Kramat Kwitang, Jakarta Pusat. Acara ini bertujuan untuk bersilahturahmi dengan penghuni panti wreda yang sebagian besar adalah mereka yang berusia lanjut.
“Senang sekali dan terharu bisa berada di tempat ini. Saya teringat perjuangan ayahanda dalam membangun tempat ini. Saya berbahagia bisa diajak NOVA untuk bersama-sama mencari perempuan inspiratif yang luar biasa. Kita harus bersyukur bisa berada di sini dan bertemu dengan 12 perempuan inspiratif Indonesia,” ujar Ibu Martha Tilaar.
Selain berbagi kisah dan cinta, 12 perempuan inspiratif ini mengajak seluruh penghuni panti wreda untuk sejenak bernyanyi bersama.
Di penghujung acara, seluruh pemenang dan tim Tabloid NOVA berkumpul di Kedai Tjikini, Jakarta. Kembali, satu per satu pemenang berbagi kesan selama mereka mengikuti rangkaian acara. Menyenangkan, tak terlupakan, dan inspiratif, begitulah kira-kira garis besar pendapat mereka selama dua hari ini. Usai
Pembagian sertifikat PIN 2015 menandai berakhirnya rangkaian acara PIN 2015. Sekali lagi, selamat kepada seluruh pemenang PIN 2015. Sampai jumpa dalam perhelatan PIN di tahun-tahun mendatang dan teruslah menebar karya dan cahaya bagi sesama di daerah masing-masing!
Noverita K Waldan, Okki Margaretha