Tabloidnova.com - Nofriani Makahanap (61) mempertanyakan komitmen pemerintah Kota Manado mengurus kehidupan warganya, terutama mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan.
"Dorang pemerintah kecamatan deng kelurahan salalu datang, mar sampe skarang ndak ada jo yang dorang bekeng, (Pemerintah kecamatan dan kelurahan selalu datang melihat kondisi saya, tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya)," ujar Nofriani, Minggu (13/12/2015).
Selama belasan tahun Oma Nofriani tinggal di rumah mirip gubuk yang nyaris roboh dan sudah tidak layak dihuni, di Kelurahan Buha, Lingkungan 2, Kecamata Mapanget.
Tapi dia tidak punya pilihan lain, kondisi ekonomi kehidupannya membuat dia hanya bisa berpasrah.
Nofriani menjelaskan kehidupan yang dia jalani semakin sulit, saat suaminya meninggal 12 tahun yang lalu.
Kini dalam kondisi cuaca apa pun dia tetap bertahan di rumahnya yang sangat memprihatinkan itu.
"Kalo ujang bocor, kalo panas tembus, mar kita nimbole bekeng apa-apa, dorang ndak pernah lia kasiang (Kalau hujan bocor, kalau panas sinar matahari tembus, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa, mereka pemerintah tidak pernah peduli)," keluhnya.
Di tengah kesukaran hidup sebatang kara itu, beruntung tetangga Oma Nofriani masih sudi mengulurkan tangan memberi bantuan.
"Kamilah yang selalu mencoba menopang rumah Oma dengan kayu seadanya agar tidak roboh dan dia bisa terus tinggal di situ," kata Christin salah satu tetangga Oma Nofriani.
Chrtistin juga menjelaskan bahwa hingga sekarang Oma Nofriani belum mendapat bantuan apa-apa, padahal pemerintah kelurahan sudah berulang kali datang melihatnya.
"Tapi tidak ada realisasi apa-apa, kasihan Oma itu," tambah Christin.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, Oma Nofriani mencoba bertahan dengan menjual sayuran yang diambil dari dekat rumahnya.
"Semoga jo dorang dengar akang kita pe keluhan (semoga pemerintah mendengar keluhan saya)," harap Nofriani. (K73-12).
Ronny Adolof Buol / Kompas.com